Ancaman Boikot Bikin Ketar-ketir, Donasi untuk Gaza dan Palestina Terus Mengalir

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 08 November 2023 | 15:58 WIB
Ancaman Boikot Bikin Ketar-ketir, Donasi untuk Gaza dan Palestina Terus Mengalir
Massa saat mengikuti Aksi Damai Bela Palestina di Monas, Jakarta, Minggu (5/11/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ancaman boikot dari masyarakat tampaknya ditanggapi serius oleh pihak-pihak tersebut. Harry Tanoe contohnya, melakukan galang dana yang akan disalurkan melalui Kedutaan Palestina di Indonesia. Sementara Aktor Tarra Budidman menyampaikan klarifikasi, yang menyebut dirinya lalai dalam bersosial media dan meminta maaf.

McDonalds Indonesia melalui PT Rekso Nasional Food sebagai pemegang lisensi turut memberikan bantuan kemanusiaan senilai Rp 1,5 miliar yang disalurkan melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI. Senada dengan McDonalds, merek kecantikan EQSA dan Rose All Day juga turut memberikan donasi masing-masing senilai Rp 600 juta dan Rp 500 juta.

Boikot Demi Dukung Palestina, Apa Dampaknya?

Aksi boikot terhadap barang-barang dan produk luar negeri dinilai pakar marketing Yuswohady memiliki dampak terhadap kepercayaan masyarakat terhadap merek lokal. Apalagi, jika merek-merek tersebut memberikan dukungannya kepada Palestina.

ESQA salurkan donasi Rp 600 juta untuk Palestina. (Dok. ESQA)
ESQA salurkan donasi Rp 600 juta untuk Palestina. (Dok. ESQA)

Namun, menurut Yuswohady dalam penggunaan merek sendiri, masyarakat tetap mengutamakan kebutuhan dan nilai dari produk yang digunakan. Oleh sebab itu, menurutnya hanya koneksi emosional saja tidak cukup. Jika produk tersebut memiliki nilai dan memenuhi kebutuhan masyarakat, pasti akan bertahan meskipun isu Israel dan Palestina ini berakhir.

“Masyarakat biasanya lebih berfokus pada value dari sebuah produk yang lebih utama dan kebutuhannya. Karena biasanya customer lebih memfokuskan yang bisa memiliki koneksi emosional dan fungsional. Kecuali merek itu memang fokus kepada konsumen yang memiliki manfaat kepada customernya misalnya layanan cepat makanan enak dan customer servicenya bagus,” ucap Yuswohady saat dihubungi Suara.com, Senin (6/11).

Terkait berapa lama aksi boikot ini sendiri Yuswohady menjelaskan, ini tergantung dengan konflik yang terjadi. Sejauh ini ia mengira kalau boikot akan terjadi secara sementara. Namun, jika kasus di Gaza Palestina terus berlanjut, maka boikot produk Israel dan negara pendukungnya ini juga akan berkepanjangan.

“Pada saat ini pengaruhnya besar jadi orang kemudian penjualan jadi turun signifikan gitu tapi apakah ini berdampak jangka panjang? Ini tergantung pada hype dan persoalan. Kalau memang Israel menyerang terus dan menimbulkan korban masyarakat sipil dan seterusnya, lalu kita menjadi miris, sedih, dan marah maka bisa jadi boikot tersebut akan panjang,” jelasnya.

Baca Juga: Gempuran Israel Tewaskan 160 Orang Anak Setiap Hari di Gaza, Ini Data WHO

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI