Lalu, menurut Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul M Quraish Shihab Menjawab, mengatakan bahwa Yahudi merujuk pada Yahud. Istilah ini dipakai oleh sekelompok orang keturunan Nabi Ishaq, putra Nabi Ibrahim. Mereka juga kerap dikenal sebagai orang Ibrani serta Bani Israel dan Ahl al-Kitab dalam Al-Qur'an.
Sementara itu, Israel adalah negara yang didirikan setelah Perang Dunia Kedua, yakni pada 1948. Tepatnya usai runtuhnya Khalifah Islamiyah dan Inggris yang meninggalkan tanah Palestina. PBB mendukung pembagian wilayah yang kala itu masih Palestina dan kemudian dibagi menjadi Yahudi serta Arab.
Mereka juga mendukung adanya pembentukan negara baru, yakni Israel. Meskipun negara tersebut memiliki penganut Yahudi terbanyak, namun tak semua orang Israel meyakini agama ini. Diketahui ada komunitas lain, seperti Maronite, Druze, Aram, Armenia, Assyria, Circassia, hingga Samarita.
Beralih ke zionisme yang dijelaskan ZA Maulani dalam bukunya Zionisme: Gerakan Menaklukan Dunia. Menurutnya, istilah ini ditafsirkan sebagai sebuah gerakan politik yang didirikan oleh seorang wartawan Yahudi bernama Theodor Herzl. Kelompok itu, katanya lebih lanjut, disebut memiliki agenda.
Agenda utama mereka adalah mengumpulkan orang-orang Yahudi yang telah berdiaspora sejak ribuan tahun untuk kembali ke tanah Palestina. Adapun zionisme sendiri diambil dari kata zion yang berarti batu karang. Hal ini mengacu pada Solomon Temple yang dibangun di bukit karang Zion.
Bangunan itu terletak di sebelah Barat Daya Kota al-Quds atau yang lebih dikenal dengan nama Yerusalem. Menurut laman Britannica, Zionisme adalah gerakan nasionalis Yahudi. Mereka ingin mendirikan negara Yahudi di Palestina. Melalui gerakan ini, banyak Yahudi yang beranjak ke Palestina sejak tahun 1930.
Inti dari penjelasan di atas, ada perbedaan antara Yahudi, Israel, dan Zionis. Tidak semua warga Israel adalah orang Yahudi dan tidak semua orang Yahudi berkeinginan untuk merebut lebih banyak lagi tanah milik Palestina. Sebab, hal ini hanya berlaku bagi mereka yang mendukung gerakan Zionisme.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti
Baca Juga: Profil Buya Arrazy Hasyim, Dakwahnya Soal Palestina Kena Semprot Aktivis Gaza