Jika ada roket terdeteksi masuk, maka rudal akan menghadang dan menembak roket tersebut sehingga penduduk di daerah yang terlindungi Iron Dome tetap aman.
Sistem pertahanan ini terdiri dari baterai yang terletak di seluruh titik di Israel, masing-masing dengan tiga hingga empat peluncur yang bisa menembak hingga 20 rudal penghadang.
Iron Dome mulai dikembangkan setelah konflik tahun 2006 antara Israel dan kelompok militan berbasis di Lebanon selatan, Hizbullah.
Kala itu Hizbullah berhasil membombardir Israel dengan meluncurkan roket dan menyisakan puing bangunan dengan puluhan warga yang tewas akibat serangan itu.
Israel kemudian mengembangkan Iron Dome sebagai sistem pertahanan yang bisa melindungi negaranya dari senjata dasar seperti roket .
Kini Iron Dome justru bisa dipakai untuk melumpuhkan roket yang ditembak dari Jalur Gaza. Militer Israel sendiri mengeklaim Iron Dome milik mereka berhasil 90 persen dalam melindungi wilayah.
Iron Dome Irael memiliki 10 baterai yang disebar untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur penting di mana masing-masing baterai bisa melindungi wilayah seluas hampir 60 mil persegi.
Sistem pertahanan ini didesain untuk menghadang senjata hingga jarak 43 mil.
Dikembangkan tahun 2007 oleh Farael Advanced Defense System, Iron Dome ini mendapat sokongan dari Amerika dan telah melewati serangkaian uji coba.
Baca Juga: Gempuran Israel Tewaskan 160 Orang Anak Setiap Hari di Gaza, Ini Data WHO
Pada dasarnya, sistem pertahanan ini memiliki tiga elemen penting yaitu: