Bukan Karena Tak Mau Datang ke Daerah UMR Rendah, Jogja Di-Skip Hujan Karena Ini Lho Lur

Rabu, 08 November 2023 | 11:59 WIB
Bukan Karena Tak Mau Datang ke Daerah UMR Rendah, Jogja Di-Skip Hujan Karena Ini Lho Lur
Tugu Pal Putih atau Tugu Yogyakarta - (SUARA/Eleonora PEW)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belakangan ini linimasa dihebohkan dengan foto radar cuaca BMKG yang menunjukkan langit DIY yang terlihat seolah bolong. Padahal di belahan daerah lainnya tampak awan hujan yang menyelimuti atas daerahnya kecuali Jogja.

Tentu saja foto itu langsung membuat publik heboh khususnya orang-orang yang tinggal di Jogja. Bukan warga Jogja namanya, jika tak mengaitkan foto tersebut dengan isu-isu klenik.

Tak hanya itu, sejumlah warganet pun merespon dengan setengah bercanda. Menganggap bahwa awan hujan yang bolong di langit Jogja merupakan hasil kerja dari pawang hujan. 

Tentu tidak berhenti di situ saja isu-isu klenik yang beredar, selain disebut-sebut sebagai ulah pawang hujan. Ada juga yang mengatakan kalau kalau wilayah Yogyakarta dianggap sebagai wilayah keramat. Ada pula yang mengatakan bahwa hujan nggak mau 'kerja' di daerah dengan UMR rendah.

Meski hal itu hanya bercandaan semata, mengingat sudah berbulan-bulan suhu Kota Jogja sangatlah panas. Tak hanya di siang hari, pada malah hari pun sama. Maka tak heran, jika musim hujan adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat setempat.

Kendati demikian, ternyata langit yang bolong ini biasa disebut dengan fenomena cone of silence.

heboh postingan hujan tidak mau masuk Jogja (twitter.com/jogmfs)
heboh postingan hujan tidak mau masuk Jogja (twitter.com/jogmfs)

Penjelasan BMKG Tentang Cone of Silence

Merujuk pada pernyataan Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan fenomena itu terjadi akibat keterbatasan radar cuaca. Radar tidak dapat mengamati cuaca secara menyeluruh.

"Fenomena di atas merupakan keterbatasan radar cuaca yang mengakibatkan adanya cone of silence yang secara harfiah diartikan sebagai kerucut keheningan," ungkapnya.

Disebut demikian karena pada area ini sistem radar tidak dapat mengamati secara langsung area yang tepat berada di atasnya (secara vertikal) maupun di dekatnya (secara horizontal)," sambungnya.

Meski pola awan hujan di wilayah Yogyakarta tampak aneh. Kendati demikian, tampilan pada layar itu disebut Guwanto tidak sesuai dengan realitas di lapangan. Fenomena itu pun diduga kuat karena Bright Band Echo (BBE).

"Fenomena itu diduga kuat adalah Bright Band Echo (BBE) yang lebih terkait kepada kondisi teknis generating citra radar yang juga merupakan sedikit dari pengamatan radar cuaca dan tidak menunjukkan kondisi real dari awan itu sendiri," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI