Suara.com - Profil dan biodata Budi Gunawan belakangan ini tengah menjadi sorotan publik terkait isu jabatannya sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) bakal diganti. Ternyata tidak hanya itu saja, Budi Gunawan juga sempat memberi pernyataan kontroversial.
Kepala BIN ini menyebut bahwa "aura Presiden RI Joko Widodo sudah berpindah sebagian ke Menteri Pertahanan Prabowo Subianto". Ia pun menyiratkan doa untuk Prabowo pada Pemilu 2024. Apakah ini artinya, Budi Gunawan juga masuk ke barisan Prabowo?
Padahal sebelumnya, Budi Gunawan merupakan ajudan Megawati Soekarnoputri. Bagi yang penasaran dengan profil dan biodata Budi Gunawan simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Pernyataan kontroversial Budi Gunawan ini menyita perhatian kalangan pengamat, salah satunya dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi. Ia mengungkapkan bahwa sebaiknya Kepala BIN Budi Gunawan seharusnya lebih berhati-hati dalam memberikan sebuah pernyataan.
Baca Juga: Jokowi: Dukungan Kita ke Palestina Tidak akan Surut
Dia bahkan menyebut pernyataan dari kepala BIN merupakan bentuk kegenitan untuk dapat terlibat dalam isu yang sedang banyak dibicarakan belakangan ini.
“Sebagai kepala BIN, saya kira Pak BG (Budi Gunawan) punya tanggung jawab untuk memantau berbagai isu yang terkait dengan dinamika politik. Tapi, semua produk BIN hanya wajib disampaikan kepada presiden, bukan menjadi pernyataan publik,” kata dia dikutip dari BBC News Indonesia, pada Senin (10/11/2023).
Profil dan Biodata Budi Gunawan
Diketahui, Budi Gunawan adalah ajudan kesayangan Megawati saat masih menjabat Presiden RI. Budi Gunawan sempat gagal menjadi Kapolri lantaran terseret dalam kasus rekening gendut yang dilakukan oleh anggota Polri.
Namun ketika gagal jadi Kapolri, Budi Gunawan tetap bisa menyandang pangkat Jenderal bintang 4 Polri bersama dengan Tito Karnavian.
Baca Juga: Banyak Ulama Gabung ke TKN Prabowo-Gibran, Disebut Bisa Sedot Suara Muslim di Akar Rumput
Selain menjadi ajudan kesayangan Megawati saat menjabat, Budi Gunawan adalah besan dari Komjen Budi Waseso atau biasa dipanggil dengan sebutan Buwas.
Pendidikan Budi Gunawan
Budi Gunawan telah menempuh sejumlah pendidikan kepolisian. Berdasarkan catatan, ia lulus pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) pada tahun 1983 dan masuk dalam salah satu lulusan terbaik.
Ia kemudian melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan lulus pada 1986. Lagi-lagi, ia menjadi lulusan terbaik.
Selanjutnya pada 1998, pria kelahiran Surakarta, 11 Desember 1959 tersebut juga mengikuti pendidikan pengembangan di Sekolah Staf dan Pimpinan Polri. Budi kemudian melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Staf dan Perwira Tinggi Polri (Sespati).
Di tahun 2005, Budi menjalani pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) dan berhasil meraih gelar sebagai lulusan terbaik. Tak hanya di bidang kepolisian, Budi juga malanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi.
Budi berhasil meraih gelar master dari Universitas Satya Gama, dan gelar Doktor Ilmu Hukum di Universitas Trisakti pada tahun 2018.
Perjalanan Karier Budi Gunawan
Dikutip dari berbagai sumber, karier Budi Gunawan di kepolisian bermula saat dia lulus dari Akpol pada tahun 1983 kemudian ia ditempatkan di PTIK Jakarta. Setelah itu, Budi beberapa kali dipindahtugaskan ke berbagai wilayah dengan jabatan yang berbeda-beda, mulai dari Polda Lampung, Palembang, sampai Bogor.
Di tahun 1999, Budi yang berpangkat Komisaris Besar (Kombes) ini dipercayai untuk menjadi ajudan Megawati Soekarnoputri yang kala itu menjabat Wakil Presiden. Hingga Mega menduduki kursi RI-1 selama periode 2000-2004, Budi masih setia menjadi ajudannya.
Sejak saat itu, karier Budi pun semakin cemerlang. Dia dipercaya untuk menjadi jenderal termuda Polri, pada tahun 2004 dipromosikan naik jabatan dari Kombes jadi Brigadir Jenderal (Brigjen) dengan jabatan Kepala Biro Pembinaan Karier (Karo Binkar) Mabes Polri.
Pada tahun 2006-2008, Budi juga dipercaya menjabat sebagai Kaselapa Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri. Setelah itu, ia juga sempat menjabat Kapolda Jambi selama setahun. Tak berselang lama, Budi pun naik pangkat menjadi bintang dua menjadi Inspektur Jenderal (Irjen).
Dia bahkan pernah dipromosikan sebagai Kepala Divisi Pembinaan Hukum (Kadiv Bikum) Polri. Kemudian berlanjut menjadi Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri, sampai Kapolda Bali.
Tak sampai di situ, Budi lagi-lagi naik pangkat menjadi bintang tiga atau Komisaris Jenderal (Komjen), lalu dipromosikan menjabat sebagai Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol), lembaga yang menaungi Akpol, Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (Sespim), PTIK, dan lain sebagainya.
Berurusan dengan KPK
Pada Januari tahun 2015, Jokowi juga mengusulkan nama Budi Gunawan sebagai calon Kapolri ke DPR. Kala itu, DPR menyatakan bahwa Budi lolos uji kelayakan dan kepatutan. Akan tetapi, beberapa hari setelah pernyataan itu, Budi ditetapkan sebagai tersangka KPK lantaran kasus dugaan transaksi yang mencurigakan.
Menjawab penetapan sebagai tersangka itu, Presiden Jokowi pun memutuskan untuk menunda pelantikan Budi dan kemudian menujuk Badrodin Haiti sebagai pelaksana tugas (Plt) Kapolri.
Bersama dengan hal itu, Budi pun mengajukan gugatan praperadilan terhadap kasus yang tengah menjeratnya. Pada bulan Februari 2015 dia lantas dinyatakan menang gugatan praperadilan sehingga dirinya lolos dari hukum.
Seiring dengan kelanjutan kasusnya, Jokowi pada akhirnya memutuskan untuk mengirimkan surat pergantian Kapolri baru, Badrodin Haiti. Budi Gunawan pun akhirnya ditunjuk menjadi Wakapolri. Jabatan Wakapolri diemban oleh Budi hingga 2016 lantaran ia ditunjuk Presiden sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), pada 9 September 2016.
Kala itu, Budi juga meraih kenaikan pangkat menjadi bintang empat atau Jenderal Polisi. Seharusnya, pada Januari 2018 Budi pensiun dari Polri lantaran usianya sudah 58 tahun. Akan tetapi, jabatan Kepala BIN tetap dia emban hingga hari ini.
Endorse Prabowo
Belum lama ini sosok Budi Gunawan mendapat sorotan karena dianggap telah memberi endorse atau dukungan politik kepada Prabowo Subianto, kandidat calon presiden dari Partai Gerindra. Hal ini bermula dari ucapannya dalam acara peresmian Papua Youth Creative Hub di Jayapura, Papua, pada Selasa (21/3/2023)
Kegiatan itu juga dihadiri oleh sejumlah pejabat penting seperti Presiden Jokowi sampai Menhan Prabowo. Dalam menyampaikan sambutannya, Budi pun menyapa para pejabat yang sudah hadir. Di situ, ia menyinggung kebersamaan Ketua Umum Partai Gerindra dengan kepala negara belakanganm
"Yang saya hormati para menteri Kabinet Indonesia Maju, Bapak Menteri Pertahanan, Bapak Prabowo Subianto. Kita semua mengamati akhir-akhir ini Bapak Prabowo sering berpergian bersama dengan Bapak Presiden Jokowi," tutur Budi.
"Beberapa kali Pak Prabowo juga menyatakan bahwa Pak Jokowi adalah gurunya, guru Beliau," katanya.
Budi juga menyinggung terkait seringnya Prabowo mendampingi Presiden Jokowi untuk turun ke lapangan ketika melakukan kunjungan kerja. Saat itulah, Budi menyebut jika sebagian aura Jokowi sudah berpindah ke Prabowo.
"Pada akhirnya hari ini kita menjumpai beliau berdua di sini. Seluruhnya mulai bisa melihat ada aura, aura Pak Jokowi sebagian sudah berpindah ke Pak Prabowo," ujarnya.
Isu Pergantian Kepala BIN
Seiring dengan pernyataan kontroversial Budi Gunawan, belakangan juga santer bahwa jabatan Budi Gunawan sebagai Kepala BIN akan digantikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
Namun di kesempatan yang berbeda, Dudung mengaku bahwa dirinya belum mengetahui kabar yang menyebut jika ia akan ditunjuk menjadi kepala Badan Intelijen Negara (BIN) setelah tidak lagi menjabat sebagai KSAD.
Diketahui, Dudung sudah meninggalkan jabatan KSAD dan digantikan oleh Wakil KSAD Letjen Agus Subiyanto yang telah dilantik Presiden Joko Widodo pada hari Rabu (25/10/2023) lalu.
"Belum tahu saya juga (isu ditunjuk menjadi kepala BIN), belum, belum," kata Dudung sebelum berlangsungnya acara pelantikan Letjen Agus di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu pagi.
Demikianlah profil dan biodata Budi Gunawan, Kepala BIN yang diterpa isu pencopotan jabatan dan pernyataan kontroversinya terkait Prabowo dan Jokowi. Semoga bermanfaat!
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari