6 Fakta RS Indonesia di Gaza yang Dituding Jadi Markas Persembunyian Hamas

Selasa, 07 November 2023 | 14:14 WIB
6 Fakta RS Indonesia di Gaza yang Dituding Jadi Markas Persembunyian Hamas
Ilustrasi RS Indonesia di Gaza - 6 Fakta RS Indonesia di Gaza yang Dituding Jadi Markas Persembunyian Hamas (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza dituduh dibangun di atas terowongan Hamas. Hal ini memicu perhatian publik secara luas. Lantas apakah hal itu benar? mari kita cari tahu faktanya. 

Militer Israel mendadak mengklaim bahwa sejumlah rumah sakit di Jalur Gaza termasuk RS Indonesia menampung milisi Palestina Hamas dan dijadikan markas mereka. Tak berselang lama setelah klaim tersebut, pihak pengelola RS Indonesia di jalur Gaza melakukan klarifikasi mengenai tuduhan tersebut. 

Insinyur yang membangun RS Indonesia Faried Thalid segera menjawab bahwa rumah sakit Indonesia di jalur Gaza menjadi tempat menyimpan solar untuk menghidupkan generator, bukan sebagai markas apalagi situs peluncuran roket. Selain itu, berikut kumpulan fakta RS Indonesia di Gaza.

1. Kemlu RI bantah tuduhan Israel

Baca Juga: Karyawan Sebut Penjualan Starbucks Anjlok Usai Aksi Boikot Pendukung Palestina

Tak hanya insinyur pembangun RS Indonesia di Gaza itu saja yang angkat bicara, Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) juga membantah tuduhan militer Israel dengan menyebut bahwa rumah sakit Indonesia di Gaza merupakan fasilitas yang dibangun masyarakat Indonesia untuk tujuan kemanusiaan dan untuk melayani kebutuhan medis masyarakat Palestina di Gaza. 

2. Dikelola sepenuhnya oleh otoritas Palestina

Kemlu juga menyebut bahwa RS Indonesia di Gaza telah dikelola sepenuhnya oleh otoritas Palestina di Gaza. Dalam beberapa kesempatan selalu ada relawan Indonesia yang bertugas di rumah sakit tersebut.

Rumah sakit tersebut sampai saat ini merupakan fasilitas medis yang masih berfungsi di tengah korban jiwa dan luka-luka yang semakin banyak berjatuhan akibat serangan Israel. Rumah sakit saat ini bahkan sudah merawat pasien dalam jumlah yang melampaui kapasitasnya. 

3. Tidak ada terowongan di bawah rumah sakit

Baca Juga: Banyak Orang Nganggur di Gaza Gegara Perang Israel-Hamas

Pejabat MER-C (Medical Emergency Rescue Committe) juga membantah tuduhan Israel dengan menyatakan tidak ada terowongan di bawah rumah sakit, tidak ada tangki bahan bakar untuk perang.

Adapun generator yang ada di rumah sakit disimpan di gedung terpisah dengan tujuan untuk keamanan. Generator itu pun digunakan sebagai mesin pembangkit listrik rumah sakit. Tidak seperti yang dituduhkan Israel kepada RS Indonesia di Gaza itu. 

4. Jumlah tenaga kerja tidak memenuhi kebutuhan
Kondisi terkini RS Indonesia di jalur Gaza justru sangat crowded karena jumlah pasien melebihi kapasitas. Lebih buruk lagi, jumlah tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit saat ini tidak dapat memenuhi kebutuhan pasien.

Dalam sebuah video yang ditayangkan oleh MER-C, terlihat orang-orang berdesak-desakan di halaman rumah sakit dengan asap tebal mengelilingi mereka. Akibatnya, terjadi kerusakan di beberapa titik, sampai terjadi jendela pecah dan gerbang yang sebagiannya gosong. 

5. WNI Tetap pilih jadi relawan

Di tengah kondisi yang memprihatinkan itu, ada tiga Warga Negara Indonesia (WNI) yang memilih tetap tinggal di Gaza. Ketiganya memilih menjadi relawan Medical Emergency Rescue Committe (MER-C), bertugas di RS Indonesia di jalur Gaza. 

Pemerintah sudah menyediakan fasilitas untuk evakuasi, tetapi ketiganya memilih tetap tinggal dan menjalankan tugas kemausiaan di RS Indonesia di Gaza. Oleh karenanya, pemerintah pun menghargai pilihan mereka. 

6. Dibangun dengan uang hasil donasi masyarakat

Rumah Sakit Indonesia di Gaza dibangun atas inisiasi Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) dengan uang hasil donasi masyarakat. Hal itu dilakukan karena serangan Israel ke Gaza di tahun 2008 silam yang telah menewaskan ribuan korban Jiwa.

Melihat rumah sakit di Gaza yang kewalahan dalam menampung korban akibat serangan Israel, MER-C menggalang dana dan mendapatkan bantuan sebesar Rp20 miliar dari Kementerian Kesehatan RI. 

Pada awalnya, MER-C kesulitan untuk merealisasikan dana tersebut. Mesipun demikian, rencana itu tetap dilaksanakan dengan pembangunan dimulai pada 2011 di atas tanah wakaf Otoritas Palestina seluas 16.261 meter persegi. RS Indonesia di Gaza ini kemudian diresmikan pada 27 Desember 2015 oleh Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla. 

Demikian itu yang dapat disampaikan mengenai kumpulan fakta RS Indonesia di Gaza. 

Kontributor : Mutaya Saroh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI