Pakar Ungkap Misninformasi Dampak BPA, Belum Ada Penelitian Pendukung Terbukti

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 07 November 2023 | 11:44 WIB
Pakar Ungkap Misninformasi Dampak BPA, Belum Ada Penelitian Pendukung Terbukti
Mikroplastik. (Dok: Elements Envanto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa waktu lalu sempat ramai tentang kabar bahaya kandungan kontaminasi bisphenol A (BPA) terhadap manusia. Kontaminasi itu disebut-sebut bisa memicu kanker dan mengganggu kehamilan. 

Namin, hal itu dibantah Pakar teknologi plastik Wiyu Wahono. Ia enjelaskan bahwa hasil penelitian dampak bisphenol A (BPA) terhadap manusia tidak bisa menjadi acuan. Itu lantaran hasil penelitian dampak BPA dilakukan terhadap hewan percobaan.

Menurutnya, hasil eksperimen tersebut tidak relevan apabila ingin diterapkan ke manusia. Pernyataan itu sekaligus meluruskan hasil penelitian yang dilakukan oleh universitas di Indonesia dimana mereka memberikan zat BPA ke hewan percobaan.

"Kalaupun binatang-binatang tersebut mendapatkan masalah kesehatan maka tidak bisa diambil kesimpulan bahwa BPA juga akan menyebabkan masalah kesehatan di manusia," kata Wiyu di Jakarta.

Baca Juga: Richard Lee Sebut Galon PET lebih Aman Konsumsi BPA Dibandingkan Polikarbonat, Faktanya Gimana?

Pernyataan tersebut sekaligus membantah hoaks BPA yang disebut-sebut bisa membahayakan kesehatan manusia. Kekesalan yang timbul dari keresahan berita bohong tersebut diungkapkan melalui akun tiktok @doktor_plastik.

Dalam video tersebut, dosen teknologi plastik di salah satu kampus di Jerman itu juga meminta masyarakat untuk waspada dan tidak termakan akan informasi palsu dimaksud. Masyarakat diminta untuk lebih kritis dalam mencerna informasi terkait BPA.

"Ini adalah disinformasi yang kita harus waspadai," tegasnya.

Dia mengungkapkan bahwa banyak negara di Eropa juga tidak mengatur terkait regulasi BPA kecuali pada botol bayi. Dia melanjutkan, bahkan permintaan otoritas keamanan pangan Eropa (EFSA) untuk menurunkan tolerable daily intake (TDI) BPA ditolak oleh Badan Pengawas Obat Eropa (EMA).

EFSA ingin menurunkan TDI dari 4 mikrogram ke 0,2 nanogram/kilogram berat badan/hari atau 20 ribu kali lebih rendah. TDI merupakan perhitungan batas toleransi migrasi senyawa kimia dari kemasan pangan yang masuk ke dalam tubuh manusia.

Baca Juga: Richard Lee Diduga Sebar Isu Negatif Soal BPA, Kliniknya Digeruduk Massa

Penolakan penurunan TDI tersebut juga dilakukan oleh badan keamanan pangan dan kimia Jerman (BfR). Kedua lembaga keamanan pangan tersebut beralasan bahwa hasil riset kepada binatang percobaan tidak otomatis bisa berlaku bagi manusia.

"Dan juga tidak ada bukti bahwa angka 0,2 itu angka aman. Angka 0,2 nano itu juga nggak jelas datang dari mana," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI