Suara.com - Beberapa waktu lalu heboh tsunami PHK pegawai Startup. Hasilnya, semakin banyak orang yang ragu kerja di perusahaan Startup, masih cocok nggak ya buat fresh graduate atau lulusan baru?
Sebagai sosok yang sukses mendirikan Startup Kopi Kenangan, James Prananto menegaskan perusahaan Startup masih jadi tempat kerja yang worth itu untuk berkarir. Adapun terkait tsunami PHK yang terjadi belakangan, tidak hanya terjadi di perusahaan Startup karena imbas pandemi Covid-19.
"Sebetulnya kalau ditanya masih (worth it) sih, masih ya. Karena sebetulnya, waktu kita ngomong tahun lalu itu bukan cuma start up, tapi in general ekonomi nggak bagus. Jadi berimbasnya ke startup, dan tentunya karena event itu pun sekarang startup jadi lebih selektif," ujar James melalui rilis CEO Speaks Startup Day BINUS Business School (BBS) yang diterima suara.com, Sabtu (4/11/2023).
Nah, agar tidak salah langkah saat berkarir di perusahaan Startup, berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan fresh graduate:
Baca Juga: Lulusan Sekolah Kecantikan Ingin Jadi Spa Terapis Profesional, Ini Kemampuan yang Dibutuhkan
1. Pastikan Bukan Startup Baru
Bagi lulusan baru, perusahaan startup memang tempat yang menjanjikan untuk menimba ilmu, khususnya bagi mereka yang ingin membuat perusahaan sendiri. Tapi James mengingatkan, pastikan perusahaan startup itu sudah memiliki struktur yang matang.
"Kalau misalnya benar-benar baru (startup-nya) mungkin agak tidak dulu kali ya, karena strukturnya belum ada. Kan kita mau belajar dari orang yang sudah bisa ngajarin. Tapi kalau zaman dulu punya Tokopedia, udah punya strukturnya kadi bisa belajar dari sana," jelas James di di Auditorium kampus BINUS@Senayan, Jakarta Selatan.
2. Pastikan Startup Sudah Ada Pendanaan
Startup sebelum punya pendanaan umumnya akan bekerja serabutan, karena belum ada masa depan yang jelas untuk membiayai atau investor perusahaannya. Apalagi saat ini sangat mudah mencari tahu startup yang sudah dapat pendanaan melalui situs berita.
Baca Juga: Usai Konser Bareng IL Divo, Karier Lesti Kejora Diramal Bakal Makin Moncer dan Banyak Tawaran Job
"Lihat dari sisi fundingnya aja, karena balik lagi kan, kayak oh kalau belum ada funding nanti mikirin oh 3 bulan gue kayak gimana. Kalau udah keliatan dapat funding, dan fundingnya udah lumayan ya bisa oke sih (berkarir di Startup)," ujar lelaki lulusan MBA Bisnis di Universitas Amerika itu.
3. Mau Kerja Serabutan
Bekerja di perusahaan Startup memang kadang bisa menambah gengsi tersendiri. Tapi kata James, tidak banyak yang tahu bekerja bekerja di perusahaan startup harus siap kerja serabutan, alias bisa mengerjakan beberapa tugas sekaligus.
"Nggak bisa gue kerjanya A, ya A doang, itu bakal susah. Biasanya startup begitu awalnya, apalagi kalau funding (pendanaan) belum ada," pungkas James.
Di sisi lain, Executive Dean BINUS Business School, Dezie L. Warganegara, Ph.D menjelaskan lulusan pendidikan strata 2 atau S2 tidak melulu harus jadi pengajar. Tapi bisa juga menjadi seorang pengusaha alias CEO, pendiri perusahaan agar bisa jadi sosok yang profesional.
"Sehingga kuliah terbuka untuk semua orang, baik profesional untuk bisa memahami bidangnya lebih dalam. Maupun pengusaha agar bisa lebih memahami strategi bisnis yang diambilnya," ungkap Dezie yang juga mengumumkan pencapaian BINUS Business School bertahan dalam daftar 250 Program MBA Terbaik Dunia.
Ranking ini berikan berdasarkan versi QS Global MBA Rankings 2024. BINUS Business School berada di peringkat ke-36 Asia, dan menjadi MBA program terbaik di Indonesia.