"Kami ingin dunia mengetahui bahwa kami bukan hanya pengungsi yang membutuhkan bantuan dan tinggal di tenda, kami adalah masyarakat yang mempunyai tujuan," kata Leila Khaled.
Dalam wawancara itu ia juga menceritakan bahwa ia tidak peduli dengan cap yang dilekatkan padanya sebagai perempuan pertama yang membajak pesawat. Leila Khaled mengungkapkan bahwa pembajakan sendiri bukan tujuan akhirnya, itu hanya salah satu cara mendapatkan perhatian.
"Tentu saja, kami tahu kami tidak akan membebaskan Palestina dengan pembajakan, tapi ini adalah cara untuk mendapatkan perhatian internasional," kata dia.
"Saya memiliki granat tangan di saku dan pistol. Lalu saya bertemu dengan rekan saya [PFLP], Salim Essawi. Kami memiliki instruksi yang jelas untuk tidak menyakiti siapa pun. Saya memberi tahu pilot bahwa saya adalah kapten baru dan menunjukkan kepadanya granat tangan. Saya mengatakan kepadanya: ‘Kami adalah warga Palestina dari PFLP. Kami adalah pengungsi dan nama unit kami adalah Che Guevara’."
Leila Khaled dikenal karena potretnya yang sering menunjukkan dirinya dengan senjata, seperti AK-47, dan ia menjadi simbol perjuangan Palestina.