Suara.com - Sosok Leila Khaled tentu sudah tidak asing bagi mayoritas orang-orang yang selama ini mendukung kemerdekaan Palestina. Potret senyuman Leila Khaled sambil menenteng senjata, seperti AK-47, banyak tersebar di media sosial dan kemudian menjadi simbol perlawanan Palestina.
Meski demikian, masih banyak orang tidak tahu geliat Leila Khaled dan perjuangannya dalam gerakan pembebasan Palestina. Seperti diketahui, dalam beberapa hari belakangan, Israel kembali membombardir wilayah Palestina tanpa pandang bulu.
Sosok Leila Khaled kembali menjadi pembicaraan. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini profil Leila Khaled selengkapnya.
Profil Leila Khaled

Leila Khaled adalah seorang aktivis Palestina yang terkenal karena perannya dalam gerakan perlawanan Palestina, terutama sebagai anggota Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP). Ia terkenal karena menjadi perempuan pertama yang terlibat dalam pembajakan pesawat pada tahun 1969.
Lahir pada tahun 1944 di Haifa, Palestina, Leila Khaled mengalami pengusiran dari rumahnya selama peristiwa Nakba pada tahun 1948. Peristiwa itu juga mengakibatkan terjadinya pengusiran besar-besaran dan pembentukan negara Israel. Sebagai seorang pengungsi, ia tumbuh dalam kondisi sulit dan menjadi terlibat dalam gerakan politik sejak usia muda.
Leila Khaled bergabung dengan Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), sebuah kelompok perlawanan berhaluan kiri yang berjuang untuk pembebasan Palestina. Dalam perjuangannya ia menentang keras pendudukan Israel di Palestina.
Pembajakan pesawat
Sosok Leila Khaled menjadi terkenal pada tahun 1969 ketika ia terlibat dalam pembajakan pesawat El Al, maskapai penerbangan Israel. Selama insiden tersebut, pesawat tersebut dialihkan ke Suriah, dan semua penumpang dibebaskan tanpa cedera fisik.
Baca Juga: Target Tinggi Arkhan Kaka Jadikan Timnas Indonesia U-17 Batu Loncatan untuk Karier di Luar Negeri
Dalam wawancaranya dengan New Int, ia mengungkapkan tujuannya membajak pesawat Isral adalah untuk membebaskan tahanan Palestina terutama kelompok perempuan. Aksi itu juga dilakukannya untuk meningkatkan kesadaran internasional tentang perjuangan Palestina.