Suara.com - Bukan hanya masalah pernapasan, polusi udara memburuk di Jakarta juga meningkatkan masalah kulit, seperti jerawat hingga kulit kering. Menurut Dokter Anti Aging Medicine, dr. Haekal Anshari, M, Biomed polusi udara kerap mengandung karbonmonoksida, benzena, hidrogen klorida, logam berat, timbal dan merkuri, yang berisiko menyebabkan gangguan pada kulit.
Kondisi ini kerap diperparah dengan polusi udara yang dibarengi dengan paparan sinar UV, bisa menimbulkan efek lebih panjang dan butuh penanganan ekstra. Seperti menyebabkan hiperpigmentasi (perubahan warna kulit), penuaan kulit hingga kanker kulit.
"Kasus-kasus ini akan sering ditemui di Indonesia dengan Extreme index UV menurut WHO lebih dari 11 (> 11) dan juga polusi udara di beberapa kota besar. Tentu sangat penting mencegah daripada mengobati. Ibarat berperang maka diri kita perlu dilengkapi perlindungan dan senjata untuk dapat melawan musuh," jelas dr. Haekal dalam keterangan yang diterima suara.com, Selasa (31/10/2023).
Efek polusi udara yang dibarengi paparan sinar UV ini bukan hanya berimbas pada orang dewasa tapi juga pada anak, lansia, ibu hamil, menyusui, orang dengan autoimun bahkan pemilik kulit sensitif seperti penyakit dermatitis atopik.
Baca Juga: Peneliti CSIS Desak Pasangan Capres-cawapres Jadikan Isu Polusi Udara Jadi Prioritas
Sehingga sebelum efeknya semakin memburuk, drokter yang juga Director Quick Glam Clinic ini menjelaskan 3 metode terbaik mencegah kulit rusak karena polusi udara dan sinar UV, di antaranya sebagai berikut.
1. Membersihkan Kulit
Meski terdengar sederhana, tapi ini langkah pertama dan yang paling utama sebelum penerapan skincare dan pelindungan kulit paling optimal sekalipun. Ini karena dengan membersihkan zat polutan yang terperangkap di kulit bisa mengurangi dan meminimalisir peradangan.
Membersihkan kulit dengan maksimal juga dinilai dr. Haekal efektif mempercepat penyembuhan barrier kulit yang terinfeksi polutan atau zat berbahaya. Setelah pengangkatan polutan ini barulah skincare dan perlindungan kulit lebih maksimal.
2. Melembapkan Kulit
Baca Juga: Perbedaan UV-A dan UV-B yang Sama Bahayanya untuk Kulit
Melembapkan kulit menurut dr. Haekal jadi prosedur penyembuhan terbaik untuk kulit rusak. Sehingga ia lebih menyarankan untuk menggunakan produk skincare yang spesifik untuk masalah kulit tertentu, sehingga kesehatan kulit tetap terjaga.
"Perawatan menggunakan produk skincare yang spesifik tentu akan lebih baik karena selain memberikan perlindungan, menangkal radikal bebas, membantu juga untuk mengatasi, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan kulit," jelas dr. Haekal.
Beberapa zat melembapkan kulit sekaligus menutrisi kulit di antaranya yakni hyaluronic acid, antioksidan (SOD), vitamin C, vitamin E, dan lipopeptide.
3. Perlindungan Kulit dari Sinar UV
Setelah mengobati dan memperbaiki kulit, selama masa penyembuhan itu kulit harus terlindungi dari paparan sinar UV yang merusak dan meningkatkan risiko penuaan kulit wajah seperti kerutan dan flek hitam. dr. Haekal mengingatkan untuk mengenakann SPF minimal 30 dan PA++.
"Proteksi dari sinar UV terlebih karena kita hidup di Negara Indonesia dengan iklim tropis ini . Perlu dipahami juga bahwa paparan polusi udara dan sinar UV dapat membuat kulit berisiko mengalami dehidrasi, teroksidasi, munculnya gangguan hiperpigmentasi, mengalami penuaan dini hingga kanker kulit," jelas dr. Haekal.