Profil Yaseer Arafat, Mantan Presiden Palestina yang Disebut Punya Hubungan Baik dengan Soekarno

Senin, 06 November 2023 | 08:20 WIB
Profil Yaseer Arafat, Mantan Presiden Palestina yang Disebut Punya Hubungan Baik dengan Soekarno
Profil dan Kisah Yaseer Arafat. (Dok.The Nobel Prize)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2005-2015, Din Syamsudin secara tegas mengatakan Indonesia harus mendukung Palestina. Hal ini karena Palestina merupakan negara yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia.

Bukan hanya itu, Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno juga bersahabat dekat dengan tokoh Palestina, yakni Yaseer Arafat. Oleh sebab itu, menurut Din Syamsudin harus mewarisi komitmen Indonesia dalam membela Palestina.

“Proklamator Indonesia Bung Karno sanat bersahabat dekat dengan tokoh Palestina, Yaseer Arafat. Bahkan kalau Yaseer Arafat datang ke Jakarta, selalu menyempatkan diri untuk bertemu Bung Karno dan keluarga,” ucap Din Syamsudin dalam potongan video aksi belas Palestina yang diunggah kanal Youtube Syahrul Mustofa, Minggu (5/11/2023).

“Inilah yang harus kita warisi, komitmen untuk membela Palestina tidak boleh berhenti,” sambung Din Syamsuddin.

Baca Juga: 9 Delegasi Polri Ikut Terbang Ke Palestina, Kawal Misi Bantuan Ke Jalur Gaza

Melalui kedekatan Soekarno dengan Yaseer Arafat itu yang dijadikannya alasan mengapa Indonesia harus membela Palestina. Namun, siapa sebenarnya sosok Yaseer Arafat ini? Simak profilnya berikut.

Profil Yaseer Arafat

Yaseer Arafat memiliki nama lengkap Mohammed Abdel Rahman Abdel Raouf Arafat al-Qudwa. Ia lahir di Kairo 24 Agustus 1929. Ayah Yaseer Arafat, Abdel Raouf al-Qudwa al-Husseini adalah seorang pedagang tekstil yang merupakan seorang Palestina dengan beberapa keturunan Mesir.

Sementara ibunya, Zahwa Abul Saud dari sebuah keluarga tua Palestina di Yerusalem. Ibunya meninggal saat Yaseer Arafat masih berusia 4 tahun. Yaseer Arafat anak Arafat adalah anak kelima dari tujuh bersaudara.

Yaseer Arafat sendiri merupakan Presiden Otoritas Nasional Palestina ke-1. Ia juga sosok yang menentang Israel atas nama hak penentuan nasib rakyat Palestina. Bahkan, perjuangan Yaseer Arafat ini juga sudah dilakukan sejak lama saat masih menempuh pendidikan.

Baca Juga: Potret Zaskia Adya Mecca dan Keluarga Ikut Aksi Bela Palestina di Monas

Ia menempuh pendidikan di Presiden Otoritas Nasional Palestina ke-1. Selama Perang Arab-Israel 1948, Yaseer Arafat pernah meninggalkan kampusnya dan berusaha memasuki Palestina bersama pemuda-pemuda Arab lainnya. Ia bergabung dengan pasukan Arab yang sedang bertempur melawan tentara Israel. Setelah itu, Yaseer Arafat kembali kuliah teknik sipil-nya hingga mendapat gelar sarjana.

Yaseer Arafat juga diketahui pernah menjabat sebagai Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Yaseer Arafat juga pernah tergabung dalam pasukan milisi Fatah. Yaseer Arafat sering dalam serangkaian perundingan dengan Israel untuk mengakhiri konflik yang berlangsung selama satu dekade antara negara tersebut di PLO.

Di antara perundingan-perundingan ini adalah Konferensi Madrid 1991, Perjanjian Oslo, dan pertemuan di Camp David pada tahun 2000. Yaseer Arafat juga kerap melakukan perjuangan bersenjata berbagai perundingan demi pembebasan di Palestina.

Sementara itu, pada 1996 Arafat terpilih sebagai Presiden Otoritas Palestina. Namun, seperti rezim Arab lainnya di wilayah tersebut, gaya pemerintahan Arafat cenderung lebih diktator daripada demokratis. Hal ini yang membuat dirinya dinilai kontroversi.

Hingga akhir hayat, perjuangan yang dilakukannya menuai banyak pro dan kontra. Mayoritas rakyat Palestina, tanpa mengenal ideologi politik, melihatnya sebagai seorang pejuang kemerdekaan yang heroik

Sementara banyak warga Israel mengenalnya sebagai seorang teroris yang tidak pernah menyesali perbuatannya. Beberapa kritikus menuduh Yaseer Arafat adalah seorang pemimpin yang korup, secara rahasia menghimpun kekayaan pribadi sebesar 1,3 miliar dolar Amerika Serikat tanpa memedulikan kondisi ekonomi rakyat Palestina.

Sebelum meninggal dunia, kondisi kesehatan Yaseer Arafat sempat menurun pada 2004. Hingga Yaseer Arafat diumumkan meninggalkan dunia pada pukul 3:30 AM UTC pada 11 November 2004, dalam usia 75 tahun.

Tim dokter Prancis juga menyatakan bahwa Arafat mengalami kondisi pendarahan yang disebut disseminated intravascular coagulation, meskipun tidak dapat dipastikan gangguan tersebut juga menyebabkan kematiannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI