Profil Benjamin Netanyahu: PM Israel Tolak Gencatan Senjata, Kini Diminta Resign Sama Rakyatnya

Ruth Meliana Suara.Com
Minggu, 05 November 2023 | 14:11 WIB
Profil Benjamin Netanyahu: PM Israel Tolak Gencatan Senjata, Kini Diminta Resign Sama Rakyatnya
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tengah menjadi sorotan publik. Ia disebut-sebut sebagai sosok yang memerintahkan serangan ke Palestina. Dunia pun dibuat semakin murka usai ia yang tidak menyetujui soal gencatan senjata. Ia menegaskan akan melanjutkan penyerangan.

"Kami melanjutkan (serangan) dengan seluruh kekuatan kami. Israel menolak gencatan senjata sementara yang tidak mencakup pembebasan sandera kami," ujar Netanyahu seperti dilansir AFP, Jumat (3/11/2023).

Meski begitu, Netanyahu diminta mundur sebagai PM oleh rakyatnya sendiri. Ribuan warga Israel melakukan unjuk rasa terkait hal itu di depan kediamannya di Yerusalem, pada Sabtu (4/11/2023) malam. Netanyahu dianggap gagal menjaga Israel sehingga memicu serangan mematikan dari Hamas.

Tak hanya di Yerusalem, demonstrasi juga terjadi di wilayah Tel Aviv dan kota lainnya. Para pengunjuk rasa menyampaikan ketidakpuasan mereka terhadap pemerintah terkait konflik dengan Palestina. Sorotan kepada Benjamin Netanyahu itu turut menuai rasa penasaran publik akan profilnya. 

Baca Juga: Pendidikan dan Karier Menlu Retno Marsudi, Bacakan Puisi Palestina Saudaraku

Profil Benjamin Netanyahu

Benjamin Netanyahu lahir pada 21 Oktober 1949 di Tel Aviv dan dibesarkan di Yerusalem. Saat usianya 18 tahun, pria yang akrab disapa Bibi itu memenuhi kewajiban militer di Pasukan Pertahanan Israel sebagai sukarelawan unit komando elit. Ia banyak berpartisipasi dalam sejumlah operasi berani. 

Namun, usai menyelesaikan enam tugas dan mencapai pangkat kapten, Netanyahu diberhentikan. Ia lalu belajar Arsitektur dan Manajemen untuk dua gelar yang berbeda ke Massachusetts Institute of Technology (MIT), Boston. Ia juga mengenyam Ilmu Politik di kampus tersebut serta Universitas Harvard.

Sementara itu, Netanyahu diketahui telah menikah tiga kali. Pernikahan pertamanya dengan Miriam Weizmann dikaruniai satu anak perempuan bernama Noa. Lalu, ia kembali melangsungkan pernikahan dengan Cates pada 1981. Namun, rumah tangga keduanya ini resmi berakhir pada 1984.

Selanjutnya, ia menikah untuk ketiga kalinya dengan Sara Ben-Artzi pada 1991. Meski mengaku sempat berselingkuh dengan Ruth Bar, namun ia dan Sara memilih memperbaiki pernikahannya. Di sisi lain, pada Juli 2023, Netanyahu memasang alat pacu jantung di dadanya setelah diopname karena dehidrasi.

Baca Juga: Sebut Israel Biadab, Orang Tua hingga Bocah Ramaikan Aksi Bela Palestina

Netanyahu sendiri menyelenggarakan dua konferensi internasional tentang cara memerangi terorisme pada 1979 di Yerusalem dan pada 1984 di Washington D.C. Ia juga kerap bergabung dengan misi diplomatik Israel di AS dan ditunjuk sebagai Wakil Kepala Misi di bawah Duta Besar Moshe Arens.

Kemudian, pada 1984, Netanyahu dipercaya menjadi Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) selama empat tahun. Setelah itu, ia kembali ke Israel dan mulai menyambangi dunia politik. Saat itu, ia dipilih sebagai Anggota Knesset dari Partai Likud dan menjabat Wakil Menteri Luar Negeri. 

Setelahnya, ia pun terpilih sebagai Ketua Partai Likud dan menjadi PM Israel termuda pada 1996. Benjamin Netanyahu kembali menjabat posisi perdana menteri pada 2009-2021 serta 2022 hingga kini. Dengan begitu, ia menjadi orang yang paling lama menduduki jabatan tersebut di Israel.

Selain itu, Netanyahu juga pernah menjabat sebagai konsultan bisnis perusahaan teknologi tinggi Israel. Kemudian, ia kerap dipercaya menjadi Menteri Luar Negeri (2002-2003) dan Menteri Keuangan (2003-2005). Namun, mendadak, ia mengundurkan diri dari kementerian.

Lalu, pada Agustus 2022, ia dipercaya untuk menengahi kesepakatan antara Partai Zionisme Agama Bezalel Smotrich dengan Otzma Yehudit Itamar Ben Gvir. Setelahnya, ia diminta membentuk pemerintahan baru. Partai Zionisme pun berhasil memenangkan 14 kursi yang lantas memberinya kekuatan.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI