Pada tahun 2017, Retno mendapat penghargaan sebagai agen perubahan di bidang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan. Penghargaan itu diberikan oleh UN Women dan Partnership Global Forum (PGF).
UN Women merupakan lembaga PBB yang bertugas memajukan kesetaraan gender serta pemberdayaan perempuan. Sementara PGF adalah lembaga non-profit dengan tujuan memajukan kemitraan inovatif bagi pembangunan.
Pada 27 Oktober 2014, Retno dilantik menjadi Menteri Luar Negeri Kabinet Kerja periode 2014-2019. Kemudian pada 23 Oktober 2019, Retno kembali diminta untuk membantu Presiden Jokowi pada susunan Kabinet Indonesia Maju untuk melanjutkan kiprahnya sebagai Menteri Luar Negeri.
Retno Marsudi menikah dengan Agus Marsudi yang merupakan seorang arsitek lulusan Universitas Delft dan Universitas Gadjah Mada. Mereka dikaruniai dua putra bernama Dyota Marsudi dan Bagas Marsudi.
Dyota Marsudi yang lahir pada tahun 1989 adalah Direktur Eksekutif di sebuah Perusahaan Modal Ventura. Dia adalah Lulusan INSEAD Paris dan Universitas Indonesia. Sementara itu Bagas Marsudi lahir pada tahun 1993 adalah seorang dokter Lulusan Universitas Gadjah Mada, Indonesia.
Biodata Retno Marsuadi

Nama lengkap: Retno Lestari Priansari Marsudi
Nama panggilan: Retno Marsuadi
Tempat, tanggal lahir: Semarang, 27 November 1962
Usia: 60 tahun
Profesi: Diplomat
Partai politik: Independen
Suami: Agus Marsudi (menikah tahun 1988)
Anak: Dyota Marsudi, Bagas Marsudi
Orang tua: Moch Sidik (ayah), Retno Werdiningsih (ibu)
Almamater: Universitas Gadjah Mada, Haagse Hogeschool
Baca Puisi Menyentuh Bela Palestina

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi hadir dalam Aksi Akbar Bela Palestina di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat pada Minggu (5/11/2023). Pada kesempatan ini, Retno menegaskan dukungan Indonesia terhadap perjuangan bangsa Palestina untuk mendukung kemerdekaannya dari penjajahan Israel.
Retno juga membacakan puisi yang dia tulis pada malam sebelumnya di hadapan massa aksi yang hadir di Monas hari ini. Puisi itu berjudul "Palestina Saudaraku".
Hatiku miris, karena bocah itu menangis
Dia terluka, dia tidak bisa berkata
Dia tidak tahu di mana bapak dan ibunya
Setiap sepuluh menit, satu anak wafat di Gaza
Ribuan orangtua kehilangan anak
Tak terbilang berapa ribu anak kehilangan orangtuanya
Setiap tangan tertulis nama
Mereka tak ingin mati tanpa penanda
Rumah mereka hanya langit
Kasur mereka hanya bumi
Kapan kekejaman ini akan berhenti?
Kapan keadilan ini akan menghampiri?
Aku dan Indonesiaku, pantang mundur
Akan terus membantumu
Aku dan Indonesiaku, akan terus bersamamu
Sampai penjajah itu enyah dari rumahmu
Palestina, kau adalah saudaraku
Dan aku Indonesiaku akan selalu bersamamu
Baca Juga: Sebut Israel Biadab, Orang Tua hingga Bocah Ramaikan Aksi Bela Palestina
Diketahui aksi ini adalah bentuk kecaman masyarakat Indonesia atas serangan membabi buta Israel ke Palestina. Hingga kini sudah ada lebih dari 3.700 anak jadi korban akibat serangan acak Israel.