Pendidikan dan Karier Menlu Retno Marsudi, Bacakan Puisi Palestina Saudaraku

Ruth Meliana Suara.Com
Minggu, 05 November 2023 | 13:48 WIB
Pendidikan dan Karier Menlu Retno Marsudi, Bacakan Puisi Palestina Saudaraku
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Suara.com/Yaumal) (Instagram/@retno_marsudi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi, membacakan puisi di aksi bela Palestina di Monas, Jakarta Pusat pada Minggi (5/11/2023). Lewat puisi itu, Retno menegaskan posisi Indonesia untuk terus membela Palestina dari penjajahan Israel

Aksi Retno membaca puisi berjudul 'Palestina Saudaraku' itu mendapat sambutan meriah dari massa aksi bela Palestina. Simak profil dan biodata Retno Marsudi yang membacakan puisi dalam aksi bela Palestina berikut ini.

Profil Retno Marsudi

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Instagram/@retno_marsudi)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Instagram/@retno_marsudi)

Retno Lestari Priansari Marsudi lahir di Semarang, 27 November 1962 sehingga kini berusia 60 tahun. Dia adalah seorang diplomat Indonesia yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri perempuan pertama Indonesia yang menjabat sejak 27 Oktober 2014 lalu.

Setelah menjabat pada Kabinet Kerja, Retno kembali dipercaya dan dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Luar Negeri untuk Kabinet Indonesia Maju pada 23 Oktober 2019. Sebelum menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Retno adalah Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda di Den Haag.

Baca Juga: Sebut Israel Biadab, Orang Tua hingga Bocah Ramaikan Aksi Bela Palestina

Riwayat Pendidikan & Jejak Karier Retno Marsudi

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Instagram/@retno_marsudi)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Instagram/@retno_marsudi)

Retno Marsudi menempuh pendidikan di SMA Negeri 3 Semarang sebelum akhirnya memperoleh gelar sarjana S-1 Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta tahun 1985. Dia lalu meraih gelar S-2 Hukum Uni Eropa di Haagse Hogeschool, Belanda.

Setelah lulus, Retno bergabung dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia. Retno menjabat sebagai sekretaris satu bidang ekonomi di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda dari tahun 1997 sampai 2001. 

Pada tahun 2001, Retno ditunjuk sebagai Direktur Kerja Sama Intra-Kawasan Amerika-Eropa. Dia lalu dipromosikan menjadi Direktur Eropa Barat tahun 2003.

Selanjutnya tahun 2005, Retno diangkat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Norwegia dan Islandia. Selama masa tugasnya, dia memperoleh penghargaan Order of Merit dari Raja Norwegia pada Desember 2011  yang menjadikannya orang Indonesia pertama yang memperoleh penghargaan tersebut.

Selain itu, Retno sempat mendalami studi hak asasi manusia (HAM) di Universitas Oslo. Sebelum masa baktinya rampung, Retno dikirim kembali ke Jakarta untuk jadi Direktur Jenderal Eropa dan Amerika yang bertanggung jawab mengawasi hubungan Indonesia dengan 82 negara di Eropa dan Amerika.

Baca Juga: Aksi Boikot Produk Israel Tak Mempan Hentikan Agresi di Pelestina, Jusuf Kalla Minta Jokowi Galang Diplomasi Kemanusiaan

Retno berikutnya dikirim sebagai Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda pada tahun 2012. Dia juga pernah memimpin berbagai negosiasi multilateral dan konsultasi bilateral dengan Uni Eropa, ASEM (Asia-Europe Meeting) dan FEALAC (Forum for East Asia-Latin America Cooperation).

Pada tahun 2017, Retno mendapat penghargaan sebagai agen perubahan di bidang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan. Penghargaan itu diberikan oleh UN Women dan Partnership Global Forum (PGF). 

UN Women merupakan lembaga PBB yang bertugas memajukan kesetaraan gender serta pemberdayaan perempuan. Sementara PGF adalah lembaga non-profit dengan tujuan memajukan kemitraan inovatif bagi pembangunan. 

Pada 27 Oktober 2014, Retno dilantik menjadi Menteri Luar Negeri Kabinet Kerja periode 2014-2019. Kemudian pada 23 Oktober 2019, Retno kembali diminta untuk membantu Presiden Jokowi pada susunan Kabinet Indonesia Maju untuk melanjutkan kiprahnya sebagai Menteri Luar Negeri.

Retno Marsudi menikah dengan Agus Marsudi yang merupakan seorang arsitek lulusan Universitas Delft dan Universitas Gadjah Mada. Mereka dikaruniai dua putra bernama Dyota Marsudi dan Bagas Marsudi. 

Dyota Marsudi yang lahir pada tahun 1989 adalah Direktur Eksekutif di sebuah Perusahaan Modal Ventura. Dia adalah Lulusan INSEAD Paris dan Universitas Indonesia. Sementara itu Bagas Marsudi lahir pada tahun 1993 adalah seorang dokter Lulusan Universitas Gadjah Mada, Indonesia. 

Biodata Retno Marsuadi

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Instagram/@retno_marsudi)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Instagram/@retno_marsudi)

Nama lengkap: Retno Lestari Priansari Marsudi
Nama panggilan: Retno Marsuadi
Tempat, tanggal lahir: Semarang, 27 November 1962
Usia: 60 tahun
Profesi: Diplomat
Partai politik: Independen    
Suami: Agus Marsudi (menikah tahun 1988)
Anak: Dyota Marsudi, Bagas Marsudi
Orang tua: Moch Sidik (ayah), Retno Werdiningsih (ibu)
Almamater: Universitas Gadjah Mada, Haagse Hogeschool

Baca Puisi Menyentuh Bela Palestina

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Suara.com/Yaumal)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Suara.com/Yaumal)

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi hadir dalam Aksi Akbar Bela Palestina di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat pada Minggu (5/11/2023). Pada kesempatan ini, Retno menegaskan dukungan Indonesia terhadap perjuangan bangsa Palestina untuk mendukung kemerdekaannya dari penjajahan Israel.

Retno juga membacakan puisi yang dia tulis pada malam sebelumnya di hadapan massa aksi yang hadir di Monas hari ini. Puisi itu berjudul "Palestina Saudaraku". 

Hatiku miris, karena bocah itu menangis 
Dia terluka, dia tidak bisa berkata 
Dia tidak tahu di mana bapak dan ibunya 
Setiap sepuluh menit, satu anak wafat di Gaza 
Ribuan orangtua kehilangan anak 
Tak terbilang berapa ribu anak kehilangan orangtuanya 
Setiap tangan tertulis nama 
Mereka tak ingin mati tanpa penanda 
Rumah mereka hanya langit 
Kasur mereka hanya bumi 
Kapan kekejaman ini akan berhenti? 
Kapan keadilan ini akan menghampiri? 
Aku dan Indonesiaku, pantang mundur 
Akan terus membantumu 
Aku dan Indonesiaku, akan terus bersamamu 
Sampai penjajah itu enyah dari rumahmu 
Palestina, kau adalah saudaraku 
Dan aku Indonesiaku akan selalu bersamamu

Diketahui aksi ini adalah bentuk kecaman masyarakat Indonesia atas serangan membabi buta Israel ke Palestina. Hingga kini sudah ada lebih dari 3.700 anak jadi korban akibat serangan acak Israel. 

Sejak 7 Oktober 2023, setidaknya sudah lebih dari 18 ribu rudal yang diluncurkan dari Israel ke Palestina. Mayoritas korbannya adalah anak-anak dan perempuan.

Kontributor : Trias Rohmadoni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI