Suara.com - Industri furnitur di Indonesia memegang peran strategis dalam perkembangan ekonomi negara ini. Terdapat beberapa kriteria yang menjadikan furnitur sebagai komoditas strategis, terutama karena furnitur memiliki nilai tambah yang tinggi dan bersaing secara global.
Furnitur Indonesia tidak hanya dikenal karena bahan baku alamnya yang melimpah dan tahan lama, tetapi juga karena beragamnya desain yang mencerminkan karakteristik wilayah yang beragam di seluruh negeri. Keunggulan kayu Indonesia, termasuk bambu, rotan, dan kayu jati berkualitas tinggi, meningkatkan daya saing industri furnitur di Indonesia.
Perkembangan pesat dalam industri furnitur di Indonesia juga diikuti oleh peningkatan minat dalam furnitur berkelanjutan. Memangnya, apa saja manfaat yang didapat dari pembuatan furnitur dengan sistem berkelanjutan?
Pembuatan furnitur konvensional sering melibatkan pemanfaatan sumber daya alam yang tidak berkelanjutan, seperti kayu yang diperoleh dari hutan secara berlebihan. Furnitur berkelanjutan lebih berfokus pada penggunaan kayu yang diperoleh secara etis dan metode produksi yang lebih ramah lingkungan, membantu melestarikan sumber daya alam untuk generasi mendatang.

Furnitur konvensional seringkali menghasilkan limbah yang signifikan selama proses produksi dan memiliki siklus hidup yang lebih pendek. Sebaliknya, furnitur berkelanjutan cenderung didesain dengan metode pengurangan limbah, daur ulang, dan pemilihan bahan yang lebih tahan lama. Ini membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Bahan-bahan yang digunakan dalam furnitur konvensional, seperti pelapisan dan lem, sering mengeluarkan zat kimia beracun yang dapat memengaruhi kualitas udara dalam ruangan. Furnitur berkelanjutan sering menggunakan bahan yang lebih aman dan bebas dari bahan kimia beracun, menciptakan lingkungan dalam ruangan yang lebih sehat.
Promosi gaya hidup berkelanjutan yang telah digaungkan oleh berbagai inisiator baik di dalam maupun di luar negeri, seperti Forest Stewardship Council (FSC), yang mempromosikan pengelolaan hutan yang bertanggung jawab; TIKAMOON, perusahaan furnitur kayu rakitan terkemuka di Eropa yang menggunakan 80 persn bahan baku kayu solid; dan HAFELE, perusahaan internasional yang memproduksi perlengkapan furnitur dan perangkat keras arsitektur.
Ketiga inisiator ini bekerja sama untuk mempromosikan furnitur berkelanjutan kepada para desainer di Indonesia dan untuk meningkatkan minat masyarakat Indonesia melalui program yang diberi nama "Indonesian Sustainable Furniture Design Competition" (ISFDC).
Hartono Prabowo, Direktur Teknis FSC Indonesia, menyatakan bahwa ISFDC memberikan kesempatan kepada para desainer profesional untuk berperan dalam keberlanjutan hutan dengan menciptakan desain furnitur yang menggunakan bahan dari sumber yang berkelanjutan.
Baca Juga: 3 Manfaat Rebusan Kayu Manis, Salah Satunya untuk Obat Nyeri Menstruasi
ISFDC merupakan kesempatan yang sangat baik bagi designer professional untuk dapat meningkatkan perannya dalam keberlanjutan hutan dengan membuat serta menciptakan desain furniture yang menggunakan material dari sumber yang sustainable sehingga para pengelola hutan baik dari petani hutan di pelosok desa hingga pelosok hutan dapat terbantu dengan desain yang menarik selera konsumen dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi khususnya pada sektor industri funitur di Indonesia.”