Nusron Wahid merupakan seorang politikus yang lahir di Kota Kudus pada 12 Oktober 1971 silam. Dia merupakan anggota Partai Golkar sekaligus pemenang pemilu legislatif dari partai berlambang pohon beringin itu.
Bermodalkan dukungan sebanyak 13.157 suara rakyat di Kudus, ia kemudian berangkat ke Senayan untuk menjabat sebagai anggota komisi VI di DPR RI. Di dalam komisi ini ia menjalankan tugasnya sebagai pengawas kebijakan yang berhubungan dengan perdagangan, investasi, perindustrian, koperasi, UKM dan BUMN, serta Standardisasi Nasional.
Pada Januari tahun 2011 namanya mulai dikenal sebagian masyarakat, berkat terpilihnya ia sebagai Ketua Umum (Ketum) Gerakan Pemuda (GP) Ansor yang telah berafiliasi dengan salah satu organisasi agama terbesar Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU).
Adapun pemilihan ketua organisasi pemuda NU itu berlangsung sebanyak dua putaran. Pada putaran pertama ada sepuluh kandidat yang maju. Hasilnya, Nusron mendapatkam 257 suara, Marwan Ja’far 183 suara, sementara Khatibul Umam Wiranu 40 suara, Syaifullah Tamliha sebanyak 24 suara, Anwar 1 suara, Choirul Sholeh 1 suara, lalu Malik Haroemen 1 suara, Munawar Fuad 3 suara, dan yang terakhir Yoyo Arifianto 1 suara.
Dari hasil putaran pertama itu hanya Nusron dan Marwan yang layak lolos untuk melanjutkan putaran kedua. Di putaran kedua ini, Nusron Wahid terpilih menjadi Ketua Umum PP GP Ansor setelah berhasil mengalahkan Marwan Jakfar yang merupakan politisi dari PKB.
Kemenangannya ini kemudian menimbulkan polemik di tengah organisasi setelah sebelumnya terjadi sebuah perdebatan mengenaj aturan batasan usia calon ketua umum NU yang maksimal 40 tahun. Akan tetapi, pada akhirnya masalah tersebut bisa ditangani karena Ketua Umum PBNU, Said Agil Siradj, turun tangan.
Setelah secara resmi terpilih, ia pun mencoba untuk mengembangkan usahanya sebagai pondasi ekonomi sembari menjalankan organisasi itu. Oleh sebab itu, seluruh unit usaha yang dilakukan oleh kader Ansor ditekankan untuk membangun organisasinya secara maksimal.
Selain dalam bidang ekonomi, Nusron juga lebih memperkuat kaderisasi di antara para anggotanya untuk mempersiapkan kader-kader penerus pada organisasinya tersebut. Tak sampai disitu, Majelis Dzikir juga lebih ditingkatkan keberadaannya oleh politisi muda dari partai Golkar tersebut.
Profil Nusron Wahid
Baca Juga: Cak Imin: Anak Muda Sekarang Banyak yang Belum Kerja Tapi Sudah Mikir Healing
• Nama Lengkap: Nusron Wahid