Profil Ariel Sharon, Mantan PM Israel Tewas Tragis dengan Organ Membusuk

Farah Nabilla Suara.Com
Rabu, 01 November 2023 | 12:42 WIB
Profil Ariel Sharon, Mantan PM Israel Tewas Tragis dengan Organ Membusuk
Ariel Sharon
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sosok mantan perdana menteri (PM) Israel, Ariel Sharon, kembali disorot usai negara tersebut melakukan penyerangan bertubi-tubi terhadap warga Palestina. Sharon merupakan salah satu ikon dalam pembantaian yang sudah terjadi sejak lama itu.

Sebab, sebelum menjadi PM, Sharon aktif menyerang Palestina, bahkan sejak usianya masih remaja. Namun, karma rupanya menghampiri karena ia meninggal secara tragis. Ia juga sempat koma selama 8 tahun dengan organ tubuh yang membusuk. Berikut profilnya.

Profil Ariel Sharon

Ariel Sharon lahir di Kfar Malal, Mandat Britania atas Palestina, pada 26 Februari 1928. Ia tumbuh dalam keluarga yang mendukung penuh gerakan Zionis. Ia adalah mantan perdana menteri (Israel) yang dikenal kejam terhadap warga Palestina.

Baca Juga: Ahli Toksikologi Ungkap Bahaya Mematikan Bom Fosfor Putih yang Dipakai Israel di Jalur Gaza

Pemilik nama lengkap Ariel Scheinermann itu mulai ikut menyerang Palestina saat usianya masih remaja. Ia bergabung dengan kelompok mafia bernama Haganah. Lalu, selang beberapa tahun, dirinya masuk satuan Infantri Israel, Brigade Alexandroni.

Sebagai militer yang sering melakukan serangan brutal, Sharon kemudian menjabat sebagai komandan dan terus meneror rakyat Palestina. Setelah itu, kariernya di bidang ini kian cemerlang hingga dipercaya memimpin unit intai tempur Brigade Golani pada tahun 1949.

Tak hanya itu, Sharon pada 1950 mengenyam studi Sejarah dan Kultur Timur Tengah di Universitas Ibrani Yerusalem. Satu tahun kemudian, konflik Israel-Palestina semakin memanas. Ia pun kembali aktif dengan pangkat mayor dan memimpin Unit Khusus 101.

Unit tersebut dikenal kejam karena pada tahun 1953, mereka membantai 69 warga Palestina. Atas dasar ini, Ariel yang memimpin unit itu dijuluki sebagai Penjagal dari Beirut. Tangannya sudah sering terlumuri oleh bayi hingga wanita Palestina yang ia bunuh secara keji.

Lanjut ke tahun 1974, Ariel Sharon bergabung dengan partai politik yang membawanya meraih kekuasaan, yakni Partai Likud. Saat itu pula, dirinya ditunjuk sebagai Penasihat Keamanan Perdana Menteri Israel. Namun, selang tiga tahun, ia kembali ke Knesset.

Baca Juga: UNICEF: Gaza Jadi Kuburan Massal Anak-anak, Neraka Bagi Semua Orang

Kala itu, ia mulai menjabat sebagai Menteri Pertanian. Lalu, pada 1981-1983, Sharon menjadi Menteri Pertahanan. Ia bahkan pernah menduduki banyak posisi menteri lain, seperti Menteri Perindustrian dan Perdagangan, serta Menteri Perumahan dan Konstruksi.

Sharon juga menjabat Menteri Infrastruktur dan pada 1998 menjadi Menteri Luar Negeri. Kemudian, pada 1999, Benyamin Netanyahu mundur dari Ketua Partai Likud dan Sharon maju menggantikannya. Hal ini memuluskan jalannya menjadi PM Israel pada 2001.

Sebagai PM, Sharon membentuk koalisi persatuan nasional dan menyarankan perdamaian Israel-Palestina. Namun, langkah ini membuat Partai Likud terpecah hingga pada 2005, ia membuat partai baru, Kadima. Di tahun itu, kariernya pun terhenti karena serangan stroke.

Kematian Tragis Ariel Sharon

Sharon pertama kali mengalami stroke pada Desember 2005 dan diberi pengencer darah. Lalu, pada Januari 2006, terjadi pendarahan parah di otaknya. Ia dirawat di RS di Yerusalem, namun dipindahkan ke Tel Hashomer untuk perawatan jangka panjang.

Penderitaan itu dimulai saat ia menjalani operasi akibat luka di ususnya yang sudah terinfeksi dan membusuk. Tujuan pembedahan ini untuk mencegah infeksi menyebar ke bagian tubu lain. Namun, bukan membaik, yang terjadi justru penyumbatan di otaknya.

Hal tersebut membuat infeksi menyebar ke seluruh tubuh hingga turut mengalami pembusukan. Meski begitu, Sharon masih hidup, namun dalam keadaan tidak sadar. Selama koma, organ-organ tubuhnya semakin rusak sampai tak berfungsi sama sekali.

Segala peralatan canggih yang dipasang di tubuhnya selama koma delapan tahun rupanya sia-sia. Sharon dinyatakan meninggal dunia pada 11 Januari 2014. Di sisi lain, sebelum tidak sadarkan diri, ada isu dari asistennya soal mimpi tokoh Israel tersebut.

Dikatakan bahwa setiap tidur malam, Sharon sering diganggu oleh satu mimpi yang sama. Di mana ia ditangkap oleh warga Palestina yang sangat marah dan dendam terhadap dirinya. Dalam mimpi itu, ia disiksa, diarak keliling kota, hingga dimasukkan ke api.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI