Suara.com - Konflik antara Palestina dan Israel semakin memanas setelah PM Israel Benjamin Netanyahu menolak untuk melakukan gencatan senjata. Kisah tentang Palestina dan Israel sendiri sudah tercantum di dalam Al Quran melalui beberapa surat.
Setidaknya ada tiga surat yang menceritakan dengan jelas soal Palestina dan Israel di dalam surat Al-Maidah ayat 21, Surat Al-Isra ayat 1, dan Surat Al-A'raf ayat 137.
1. Surat Al-Maidah ayat 21
Arab latin:
Baca Juga: UNICEF: Gaza Jadi Kuburan Massal Anak-anak, Neraka Bagi Semua Orang
Y qaumidkhulul-aral-muqaddasatal-lat kataballhu lakum wa l tartadd ‘al adbrikum fa tanqalib khsirn(a).
Artinya:
"Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci (Baitulmaqdis) yang telah Allah tentukan bagimu dan janganlah berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang-orang yang rugi."
Ada beberapa tafsir mengenai Surat Al-Maidah ayat 21 ini, salah satunya dari Kementerian Agama RI.
Maknanya adalah Allah SWT memerintahkan bani Israil untuk menduduki tanah Palestina asalkan mereka beriman. Namun Bani Israil enggan mematuhi perintah Allah.
Baca Juga: Mendedah Sejarah Panjang Semangka Jadi Simbol Perlawanan Palestina
Nabi Musa berkata kepada kaumnya, "Wahai kaumku! Masuklah ke tanah suci yaitu tanah Palestina yang disucikan dari kemusyrikan karena banyaknya nabi-nabi yang diutus di tanah itu. Itulah tanah yang telah ditentukan Allah bagimu dalam ilmu-Nya yang azali untuk memasukinya dan merasakan kedamaian di dalamnya apabila engkau beriman dan taat kepada perintah-Nya, dan jangan lah kamu berbalik ke belakang karena takut kepada musuh, nanti kamu menjadi orang yang rugi di diunia dan akhirat karena kamu tidak memercayai jaminan Allah bahwa tanah itu ditetapkan Allah bagimu untuk memasukinya."
2. Surat Al-Isra Ayat 1
Arab Latin:
Subnal-la asr bi‘abdih lailam minal-masjidil armi ilal-masjidil-aqal-la brakn aulah linuriyah min ytin, innah huwas-sam‘ul-bar(u).
Artinya:
"Maha Suci Allah yang telah meperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat".
Surat ini menceritkan soal pengalaman Isra yang dialami Nabi Muhammad SAW, perjalanan jauh di malam hari hingga kembali ke tempat semula dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina.
Surat ini merinci soal keindahan Baitul Maqdis yang berarti rumah suci. Istilah ini digunakan untuk merujuk pada Masjid Al Aqsha di Kota Yerussalem.
3. Surat Al-A'raf ayat 137
Arab latin:
Wa auranal-qaumal-lana kn yusta‘afna masyriqal-ari wa magribahal-lat brakn fh, wa tammat kalimatu rabbikal-usn ‘al ban isr'l(a), bim abar, wa dammarn m kna yana‘u fir‘aunu wa qaumuh wa m kn ya‘risyn(a).
Artinya:
"Kami wariskan kepada kaum yang selalu tertindas itu, bumi bagian timur dan bagian baratnya yang telah Kami berkahi. (Dengan demikian) telah sempurnalah firman Tuhanmu yang baik itu (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Kami hancurkan apapun yang telah dibuat Fir'aun dan kaumya serta apa pun yang telah mereka bangun".
Kementerian Agama RI menafsirkan Surat Al-A'raf sebagai berikut:
Setelah menyampaikan kesudahan kaum durhaka, ayat ini melanjutkan pemberitaannya tentang umat Nabi Musa dengan menyatakan bahwa kami tenggelamkan engikut-pengikut Fir'aun bersamanya dan kami wariskan kepada kaum yang tertindas itu yaitu Bani Israil, bumi bagian timur dan bagian baratnya, yaitu Negeri Syam, Mesir dan negeri-negeri sekitar keduanya yang pernah dikuasai Firaun ahulu, yang telah kami berkahi dengan berbagai nikmat berupa tanaman, buah-buahan, dan sungai-sungai serta aneka nikmat lainnya.
Dan dengan demikian telah sempurnalah firman Tuhanmu yang baik itu sebagai janji untuk Bani Israil (lihat surat Al Qashas ayat 5-6), disebabkan kesabaran mereka dalam menghadapi siksaan dan ancaman Fir;aun dan kaumnya.
Dan kami hancurkan apa yang telah dbuat Fir'aun dan kaumnya dan apa yang telah mereka bangun, berupa gedung-gedung pencakar langit dan istana-istana megah serta atap-atap untuk tanaman dan pepohonan yang menjalar layaknya rambatan pohon anggur.
Itulah bukti kemahakuasaan Allah dan terbukti benarlah segala yang dijanjikannya kepada Bani Israil. Dan setelah kami menyelamatkan mereka dan menenggelamkan Firaun, kami selamatkan Bani Israil menyeberangi lait itu, yaitu bagian utara dari laut merah.
Ketika mereka sampai kepada suatu kaum yang tekun menyembah berhala, muncul keinginan untuk melakukan kebiasaan lama mereka, kebiasaan menyembah berhala yang dilakukan di Mesir. Mereka lalu meminta Nabi Musa untuk membuatkan patung berhala untuk disembah, seperti yang dilakukan oleh kaum yang mereka lihat itu.
Mereka Bani Israil berkata, "Wahai Musa! Buatlah untuk kami sebuah tuhan berhala untuk kami sembah sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan berhala. Nabi Musa berusaha mencegah keinginan mereka dan menjawab sungguh kamu orang-orang yang bodoh, tidak memahami keagungan Allah dan tidak mengetahui bahwa yang patut disembah hanyalah Tuhan yang Maha Esa.