Partai yang Diprediksi Untung dan Buntung di Pemilu 2024, Kenali Efek Ekor Jas

Rabu, 01 November 2023 | 11:24 WIB
Partai yang Diprediksi Untung dan Buntung di Pemilu 2024, Kenali Efek Ekor Jas
Ilustrasi tiga Bacapres dan Bacawapres di Pilpres 2024. (Suara.com/Ema)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jelang Pemilu 2024 polemik dunia perpolitikan di Indonesia kian ada-ada saja ceritanya. Salah satunya adalah pandangan-pandangan dari pengamat politik mengenai koalisi-koalisi partai yang mendukung masing-masing paslonnya.

Namun, siapa sangka kalau diprediksi akan ada partai yang menerima apes. Sebabnya, tidak semua partai politik bisa menikmati efek ekor jas dari sosok capres dan cawapres yang diusung.

Daftar partai yang diprediksi buntung antara lain:

Partai Amanat Nasional (PAN)

Baca Juga: Menilik Fenomena Caleg Stres, Sudah Jor-Joran Tapi Malah Ajur

Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

"PAN tidak dapat efek ekor jas dari sosok Prabowo Subianto dan PPP tidak dapat efek Ganjar Pranowo," kata Pakar politik sekaligus akademisi Universitas Bengkulu Dr Panji Suminar seperti dikutip Senin (30/10/2023).

Ia mengemukakan sejumlah alasan tersebut. Dari sosok Prabowo Subianto misalnya, karakternya eksklusif dan melekat kuat sebagai figurnya Partai Gerindra.

Pun juga berlaku untuk sosok Ganjar Pranowo yang lebih eksklusif ada PDIP saja.

"Selain itu akar rumput dari PPP dan PAN pilihannya berbeda dengan keputusan parpol berkoalisi," ujarnya.

Baca Juga: Sampaikan Sapa Aruh Kepada 7 Ribu Lurah, Sri Sultan HB X Tegaskan soal Netralitas

Ia mencontohkan basis pemilih PAN lebih condong ke Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang diusung Partai Nasdem, PKB dan PKS.

"Akar rumputnya lebih ke sosok Anies Baswedan, namun PAN memilih mengusung Prabowo, dan PPP mengusung Ganjar," katanya.

Sebaliknya, ia memprediksi parpol yang untung karena mendapatkan efek ekor jas di Pilpres 2024 antara lain:

PDI Perjuangan

Gerindra

NasDem

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

"Yang diuntungkan, Gerindra, PDIP, dan NasDem (karena pengusung utama Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan). Kemudian, PKB dengan sosok Muhaimin Iskandar dan PKS," katanya.

Catatan khusus untuk PKS, Panji mengemukakan, partai tersebut tetap mendapatkan efek ekor jas dengan mengusung Anies Baswedan, walaupun mantan Gubernur DKI tersebut bukan sosok kader atau tokoh PKS.

"Itu karena Anies tidak eksklusif bersama NasDem, Anies ada di dekat dengan ketiga parpol pengusung. Oleh karena itu PKS tetap mendapatkan 'cocktail effect' dari sosok Anies untuk di Pemilu Legislatif 2024," ujarnya.

Kendati demikian, apa sih kira-kira efek ekor jas yang dimaksud dan peranannya dalam Pemilu 2024 ini.

Definisi Efek Ekor Jas

Singkatnya, dalam dunia politik, efek ekor jas ini adalah upaya untuk memanfaatkan pengaruh dari seorang figur atau tokoh ademi meningkatkan suara di pemilu.

Jadi, seorang calon atau partai politik akan mendapatkan limpahan suara dalam pemilihan umum bila mencalonkan tokoh atau figur yang populer serta memiliki elektabilitas yang tinggi. Figur atau tokoh dapat ditempatkan sebagai calon presiden, wakil presiden atau anggota dewan.

Peranan Efek Ekor Jas di Pemilu 2024

Merujuk pada Wakil Ketua MPR Dr. H. Jazilul Fawaid, S.Q, M.A atau akrab disapa Gus Jazil, efek ekor jas menjadi suatu hal yang relevan untuk dibicarakan terutama dipraktikan. Menurutnya penerapan efek ekor jas menjadi bentuk penguatan mutu demokrasi.

"Menjelang Pemilu 2024, menurut saya, konsepsi efek ekor jas menjadi suatu hal yang relevan untuk dibicarakan, terutama dipraktikkan. Kita bisa meletakkan konsepsi ini pada berbagai konteks. Dalam konteks terbatas, efek ekor jas adalah variabel pemenangan dalam Pemilu, yang mana pengejawantahannya lazim dilakukan oleh partai politik untuk mengkatalisasi perolehan suara Pileg dan Pilpres. Tapi dalam konteks yang lebih luas, penerapan efek ekor jas dalam Pemilu merupakan bentuk penguatan mutu demokrasi," terang Gus Jazil.

Kendati demikian, ia mengakui kalau berjalannya politik elektoral di Indonesia sangat dinamis. Maka dari itu, implementasi efek ekor jas ini tidak seideal dalam tatanan wacana.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI