Profil Gilbert Lumoindong, Pendeta yang Ungkap Penyerangan Israel ke Palestina Adalah Hukum "Mata Ganti Mata"

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 01 November 2023 | 09:50 WIB
Profil Gilbert Lumoindong, Pendeta yang Ungkap Penyerangan Israel ke Palestina Adalah Hukum "Mata Ganti Mata"
Pendeta Gilbert Lumoindong. [YouTube Denise Chariesta]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Pendeta Gilbert Lumoindong (Youtube pribadi)
Pendeta Gilbert Lumoindong (Youtube pribadi)

"Anda melihat hanya yang terjadi hari ini, kalau mau memainkan hukum qisos (mata ganti mata, nyawa ganti nyawa) jangan melihat hari ini, tetapi lihatlah ulah Israel Yahudi sejak tahun 1948.

Israel biadab karena didukung oleh Amerika, Inggris, Jerman, Perancis dan sekutunya yang lain. Indonesia telah memainkan perannya sesuai dengan amanah UUD ‘45. Dan karena itu, didukung banyak negara," kata @wdtu.

"Dari kecil saya mengagumi khotbah dan pemikiran bpk sbg pendeta, beberpa tahun lalu saya lebih percaya "Humanity Above Religion" karna Tuhan saya mengajarkan "cinta kasih", dri video ini saya sangat kecewa tentang pemikiran bpk tentang siapa yg salah dan memulai perang," ucap @dxsxxxx.

"Ini pak, ada pesan dari Excellency Bishop Atallah Hanna dari gereja Nativity di Bethlehem. Semoga hatinya dibuka ya Pak, bukan rekeningnya aja yang dibuka," ujar @natixxxxx.

"Seruan damai? Israel hanya akan berhenti menindas rakyat Palestina setelah mengusir dan mencaplok seluruh wilayahnya. Padahal saudara seiman kalian umat kristiani di sana menderita juga, Gerejanya dibom juga," tambah @nasrxxxx.

Profil Gilbert Lumoindong

Pendeta Gilbert Lumoindong.[YouTube/Gilbert Lumoindong]
Pendeta Gilbert Lumoindong.[YouTube/Gilbert Lumoindong]

Di antara banyak pendeta di Indonesia, salah satu sosok yang banyak disorot oleh masyarakat umum adalah Gilbert Lumoindong. Ia lahir pada 26 Desember 1966. 

Keajaiban Tuhan lah yang membuat Gilbert menjadi seorang pastor. Pasalnya saat masih kecil, saraf pada otaknya sempat bermasalah hingga dokter memvonis jika kemampuan otaknya akan secara berangsur-angsur menurun. 

Hal ini pun membuat orang tuanya mulai aktif mendatangi suatu Persekutuan Doa (PD) untuk memohon doa kepada Tuhan atas kesembuhan anak mereka. Pimpinan dari PD tersebut adalah mendiang Ibu Ev. Slamet dan Bapak Ev. Murti.

Baca Juga: Dukung Palestina, Syifa Hadju Tolak Tawaran Kerjaan yang Pro Israel

Gilbert kecil pun kerap menghadiri suatu ibadah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) untuk orang dewasa. Pada saat hamba Tuhan memanggil para jemaat yang memohon untuk didoakan, dia pun turut maju. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI