Suara.com - Perang yang dilancarkan Israel ke Palestina menjadi perhatian warga dunia. Zionis Yahudi yang ingin menguasai tanah Palestina disebut-sebut sebagai biang perang tak berkesudahan ini. Di Indonesia, para pendukung Palestina bahkan sudah menyerukan boikot terhadap produk-produk Yahudi atau yang memberikan dukungan kepada Israel.
Meski berasal dari Israel, Yahudi merupakan bangsa yang tersebar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sejarah Yahudi di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kolonialisme Belanda. Namun sejak gerakan zionis internasional Freemasonry didirikan di Inggris tahun 1717, orang Yahudi banyak melakukan aktivitas secara sembunyi-sembunyi. Kaum Yahudi saat itu juga mendapatkan masalah dalam pendirian rumah ibadah atau loge.
Dua loge besar didirikan di Jalan Merdeka Barat (sebelumnya bernama Blavatsky Straat), dan Jalan Budi Utomo (sebelumnya bernama Vrijmetselarijweg) saat pusat pemerintahan Hindia berada di Batavia.
Di bidang bisnis, orang Yahudi di Jakarta menguasai pusat bisnis elite di Pasar Baru, Jalan Juanda, dan Jalan Majapahit. Mereka menguasai perdagangan permata, jam tangan, dan kacamata. Pusat hiburan elite di Jakarta juga diramaikan oleh pemusik Yahudi Polandia. Akhirnya, Batavia menjadi salah satu kota Yahudi terbesar di Asia saat itu.
Baca Juga: Menolak Lupa: Genosida Etnis Yahudi di Nemencine, Lithuania 20 September 1941
Setelah mengalami masa perang setelah kemerdekaan, upaya menghidupkan zionisme di Indonesia kembali dilakukan. Pada 14 Juni 1954, berdiri Jewish Community in Indonesia yang dipimpin Ketua F. Dias Santilhano dan Panitera I. Khazam.
Di dalam anggaran dasarnya dinyatakan, perkumpulan itu merupakan kelanjutan dari Vereeniging Voor Joodsche Belangen in Nerderlandsch-Indie te Batavia, yang berdiri pada 16 Juli 1927. Namun tidak jelas, apakah perkumpulan itu masih eksis terutama di masa orde baru dan reformasi.
Kendati sejak perang Israel-Palestina Yahudi dikonotasikan sebagai golongan yang kejam, kaum ini pernah berjasa di masa perang kemerdekaan Indonesia. Salah satu tokoh Yahudi berpengaruh dari Surabaya adalah Charles Mussry yang merupakan ayah dari Irwan Mussry, suami Maia Estianty.
Pada tanggal 10 November 1945, ketika terjadi pertempuran sengit di Surabaya, Charles Mussry turut serta dalam barisan laskar-laskar rakyat untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia.
Ia membantu menyediakan logistik, memasok dapur umum, dan berkontribusi dalam pengadaan senjata. Dengan jaringan dan akses yang luas sebagai seorang pengusaha, ia menjadi sosok yang kuat dalam mendukung perjuangan rakyat Surabaya.
Baca Juga: Presiden Palestina Dikecam Israel, AS dan Eropa atas Pernyataan Holocaust
Charles Mussry dikenal dekat dengan Presiden Soekarno, yang menunjukkan pengaruhnya dalam perjuangan kemerdekaan. Hal ini menunjukkan bahwa perjuangan Charles Mussry tidak hanya sebatas bantuan logistik, tetapi juga membentuk hubungan yang erat dengan tokoh-tokoh penting dalam perjalanan sejarah Indonesia.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni