Suara.com - Penyanyi Andien Aisyah menceritakan dirinya memiliki tumor payudara yang awalnya dikira sebagai kanker payudara. Tak main-main, di saat Andien berusia 16 tahun dirinya merasa ada yang aneh pada tubuhnya. Khususnya di bagian payudara, ada benjolan seukuran bakso besar di tubuhnya.
"Gede sih sebesar bakso gede, tapi memang aku nggak tahu juga itu kanker atau tumor," ungkap Andien dalam Pink Ribbon Campaign di Mal Ciputra Jakarta pada Kamis, 26 Oktober 2023.
Kanker payudara adalah jenis kanker yang berasal dari sel-sel di payudara. Kanker ini terjadi ketika sel-sel di dalam payudara mengalami pertumbuhan yang tidak terkontrol, membentuk massa atau benjolan yang disebut tumor.
Sedangkan tumor payudara adalah massa atau benjolan yang terbentuk di dalam payudara. Tumor payudara dapat bersifat jinak (non-kanker) atau ganas (kanker).
Baca Juga: 75 Persen Pasien Kanker Payudara Baru Terdeteksi Saat Masuk Stadium 3, Ini Pentingnya Deteksi Dini
Pelantun Gemintang ini mengatakan, kondisi itulah yang menyebabkan Andien kecil langsung melaporkan kondisinya kepada orangtua, khususnya sang ibu. Apalagi kata Andien kondisi benjolannya sangat kentara, karena bisa sampai digenggam telapak tangan.
"Benjolannya semakin lama semakin nyata, bisa digengam, jadi aku merasa aku harus ngasih tahu ibu ke mama aku, karena aku nggak tahu saat itu apa, bahkan tidak berpikir sampai pada kanker payudara," kata Andien.
Mirisnya, saat itu Andien kecil juga dibuat kaget saat didiagnosis kanker payudara oleh dokter. Sampai akhirnya belakangan, dirinya tahu jika benjolan payudara bukan kanker melainkan tumor.
"Jadi ya pada saat itu dikasih tahu cukup kaget," tambahnya.
Sementara itu, Andien sudah menjalani tindakan operasi pengangkatan tumor payudara. Berkat pengalaman inilah, Andien mau berbagi cerita pentingnya melakukan SADARI (periksa payudara sendiri), tujuannya agar bisa mendeteksi kanker payudara atau tumor payudara sedini mungkin.
Baca Juga: Suka Makan Tahu? Kenali 3 Khasiat Ajaib Tahu, Cegah Kanker Payudara!
Hasilnya SADARI ini, bisa menurunkan risiko kematian dan menambah peluang kesembuhan penyakit yang menyebabkan kematian paling tinggi di Indonesia akibat kanker pada perempuan.