Suara.com - Memasuki bulan-bulan pemilu 2024 kini media sosial ramai memberitakan soal pasangan-pasangan capres dan cawapres yang bakal maju. Tentu saja masing-masing pasangan calon akan berlomba-lomba memikat hati para rakyat.
Mengingat pada pemilu 2024 ini para pemilih berasal dari kalangan milenial dan gen Z. Maka tak heran jika muncul pertanyaan soal ketertarikan gen Z khususnya dengan politik yang ada di Indonesia.
Para milenial dan gen Z ini kerap menjadi sorotan lantaran merekalah yang digadang-gadang sebagai pemegang masa depan Indonesia di tahun 2024. Tentu saja bukan tanpa alasan, hal itu karena kelompok mereka mendominasi pemilu 2024.
Merujuk pada laman Katadata, jika diakumulasikan total pemilih dari generasi milenial dan gen Z berjumlah lebih dari 113 juta pemilih. Tentu saja kedua generasi itu akan mendominasi suara di Pilpres 2024, yakni sebanyak 56,45% dari total keseluruhan pemilih.
Baca Juga: Sasar Pemilih Milenial-Gen Z, Ganjar-Mahfud Bentuk Tim Khusus Bernama Tim Pemenangan Muda
Selain jumlah mereka yang bakal mendominasi suara di pemilihan nanti, tentu saja kelompok mereka menjadi target utama bagi para paslon yang maju di Pilpres 2024. Bahkan para paslon sampai membentuk tim khusus untuk menggaet suara milenial dan gen Z.
Ganjar-Mahfud Bentuk Tim Pemenangan Muda
Salah satunya paslon Ganjar-Mahfud yang menyiapkan tim khusus untuk meraih suara milenial dan gen Z.
Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud bakal menyiapkan tim khusus untuk menggarap suara anak-anak muda milenial dan gen z di Pilpres 2024. Hal ini untuk memudahkan langkah Ganjar-Mahfud memenangi pesta demokrasi tahun depan.
"(Kami) melakukan deklarasi terhadap yang namanya TPM, yaitu Tim Pemenangan Muda. Nanti di situ adalah dimana di bawah TPN ini tim pemenangan muda yang dimana isinya adik-adik dari Gen milenial dan Gen Z," kata Ketua Tim TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid dalam konferensi persnya di Gedung High End, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023).
Baca Juga: Profil Aminuddin Maruf, Stafsus Presiden Jokowi Mengundurkan Diri Pilih Fokus Timses Capres
Menurutnya, Tim Pemenangan Muda Ganjar-Mahfud tersebut akan menyerap aspirasi anak-anak muda untuk para calon pemimpin di Pilpres 2024.
"Kami ingin mendengar dan langsung supaya adik-adik dari pada generasi muda, Gen Z dan lain-lain untuk supaya bersama-sama dan untuk bisa berdiskusi langsung dan bisa mendengarkan langsung," ungkapnya.Ia menyampaikan, TPM Ganjar-Mahfud turut menjadi pembahasan rapat rutin bersama para ketua umum parpol pengusung dan TPN Ganjar-Mahfud hari ini.
"Nah makanya dengan demikian kami membuat keputusan yang namanya Tim Pemenangan Muda. Nah itu juga salah satu diskusi dalam agenda yang tadi kita bicarakan," ujarnya.
Anies-Muhaimin Menawarkan Ide dan Gagasan Baru
Tampaknya hingga kini paslon Anies Muhaimin belum membentuk tim apapun demi meraih suara para anak muda. Namun, Muhaimin alias Cak Imin mengaku siap berebut generasi milenial dengan menawarkan ide-ide serta gagasan yang baru.
Salah satunya adalah bantuan kredit murah untuk wirausahawan muda, Cak Imin mengaku akan menyediakan 17 juta lapangan pekerjaan baru untuk para generasi muda.
Prabowo-Gibran
Tentu saja sudah tak perlu ditanyakan lagi, bagaimana strategi Prabowo untuk menggaet suara dari milenial dan gen z. Caranya adalah dengan mengajak Gibran sebagai pasangan cawapresnya.
Meningat Gibran adalah sosok yang dielu-elukan anak muda sebagai pemimpin masa depan. Dalam sebuah kesempatan interview Gibran juga mengakui kalau target pasarnya dalam berpolitik adalah anak muda.
Tak hanya Gibran dan Prabowo saja yang mengklaim hal ini merupakan strategi. Ketua DPP PAN pun sangat menyukai kombinasi paslon Prabowo Gibran.
"Kami percaya kombinasi Pak Prabowo dengan Mas Gibran adalah yang tepat untuk Indonesia sekarang," kata Zita
"Soal jam terbang dan kecintaan Pak Prabowo pada Indonesia ga usah dipertanyakan, lalu ada Mas Gibran sebagai representasi anak muda yang siap hadapi berbagai tantangan dunia yang cepat banget berkembang. Cocok itu!," tutupnya.
Milenial dan Gen Z Skeptis dengan Politik Karena Membawa Bias dan Hate-Speech
Tak dapat dipungkiri usai ketiga paslon resmi mencalonkan diri, media sosial penuh dengan pendukung masing-masing paslon. Tentu saja sangat wajar menunjukkan dukungannya kepada para paslon pilihan.
Namun, yang menjadi jengah adalah tak sedikit yang pernyataan-pernyataan yang membawa bias bahkan hate-speech. Selain membuat para generasi muda bingung, hal ini lah yang menjadi penyebab mereka malas berperpartisipasi di politik.
Isu yang paling santer membawa bias dan hate-speech tentu soal dinasti politik. Bahkan, isu ini sudah menggiring ke arah fitnah dan lain sebagainya.
Alih-alih fokus dengan prediksi-prediksi polemik jelang Pilpres 2024. Alangkah lebih baiknya, memberi arahan hingga edukasi bagi generasi muda yang skeptis dengan politik. Agar mereka juga bisa tanggap dengan pernyataan kalau masa depan Indonesia pada tahun 2024 berada di tangan mereka.