Suara.com - Nama komika Kiky Saputri belakangan ini kembali menjadi sorotan publik. Lantaran ia berkesempatan me-roasting capres Ganjar Pranowo saat hadir di program Lapor Pak Trans 7 yang tayang Selasa (24/10/2023). Potongan adegan saat Kiky me-roasting Ganjar yang diunggah di akun TikTok Lapor Pak bahkan langsung ramai dikomentari netizen.
Kendati demikian, ia malah merasa kecewa usai me-roasting Ganjar Pranowo. Menurutnya, banyak adegan roasting yang dipotong. Saking kecewanya, Kiky Saputri sampai menyatakan tidak mau menuruti permintaan roasting lagi dari tim capres cawapres yang hadir di Lapor Pak.
"Kalau gini kan mending nggak usah nyuruh roasting dari awal dan nggak usah diiyain. Next-nya nggak usah lagi deh," kata Kiky Saputri.
Kiky Saputri enggan buang-buang waktu memutar otak untuk menyiapkan materi roasting kalau ujung-ujungnya tidak boleh ditayangkan oleh tim capres cawapres terkait.
Baca Juga: Trending Topik, Kiky Saputri Roasting Ganjar Pranowo, Malah Disebut Buzzer Anies Baswedan
"Udah ya, besok-besok nggak akan ada roasting lagi. Capek mikirnya doang," ucap Kiky Saputri.
Keluh kesah Kiky Saputri soal banyaknya adegan roasting ke Ganjar Pranowo yang dipotong langsung banjir simpati. Masyarakat hingga sesama komika beramai-ramai menyemangati Kiky.
Kiky Membandingkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan
Buntut kejadian tersebut, Kiky Saputri langsung membandingkan momen roasting Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Kata Kiky, Anies lebih terbuka dalam urusan kebebasan berpendapat.
"Jujur, beliau (Anies) keren banget. Waktu protokolernya minta ke pihak TV untuk ada yang di-cut, beliau dengan tegas bilang, 'Nggak usah ada yang di-cut, tayangin aja semuanya. Itu salah satu bentuk kebebasan berbicara'," tulis Kiky Saputri di platform Twitter atau X, Rabu (25/10/2023).
Cerita Kiky Saputri langsung direspons dengan berbagai komentar netizen. Mereka mengingatkan Kiky untuk tidak terlalu vulgar dalam menyampaikan pujian terhadap salah satu capres di situasi sekarang.
Roasting adalah Bentuk Kritik Dibungkus Komedi
Meski roasting kerap mengandung ejekan terhadap seseorang, namun hal itu tetap tidak meghilangkan rasa hormat kepada seseorang. Ada kalanya pada acara tertentu roasting juga melibatkan sebuah pujian dan penghormatan kepada tokoh tertentu.
Hal ini juga akan membuat orang yang menerima lawakan tersebut sebagai humor yang baik bukanlah sebagai hinaan atau kritikan yang begitu serius.
Jadi, pada dasarnya roasting adalah cara komedian untuk mengkritik atas kinerja yang dilakukan seseorang, hal ini pun berlaku jika melakuan roasting kepada pejabat publik.
Pemimpin Harus Legowo Dikritik
Pascareformasi 1998 kebabasan berekspresi dan mengeluarkan pendapatan menjadi hal yang lumrah dan tak lagi dikebiri. Kritikan pedas yang mengarah kepada penghinaan kepala negara pun tak lagi termasuk kategori kriminal.
Merujuk pada pernyataan Ketua II PBPMII, Erfandi pada laman Mahkamah Konstitusi.
"Menjadi pemimpin itu harus siap dikritik dan hinaan," ujarnya.
Menurutnya, pemimpin yang antikritik dan hinaan merupakan karakter yang tidak cocok memimpin bangsa seperti Indonesia. Padahak kritik dari masyarakat sangatlah penting bagi pejabat publik.
Hal itu pun sempat disampaikan oleh Mahfud MD. Ia mengatakan kalau ada dua alasan kenapa kritik penting bagi pejabat.
Pertama, agar pejabat publik tahu diawasi banyak orang. Kedua, agar pejabat publik bisa mengklarifikasi isi kritikan.
Nah, kalau masih ada politikus, pejabat, figur publik yang masih baper dan minta materi roasting disensor atau di-cut, mending Kiky Saputri stop roasting-roasting deh.