Menelusuri Asal Usul Perempuan Dubai Mengenakan Abaya Hitam

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 26 Oktober 2023 | 07:10 WIB
Menelusuri Asal Usul Perempuan Dubai Mengenakan Abaya Hitam
Perempuan Dubai mengenakan abaya hitam. (Suara.com/Bimo Aria Fundrika)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat mengunjungi Dubai, di Uni Emirates Arab, mungkin ada satu hal yang sederhana paling membuat penasaran. Mereka yang baru pertama kali mengunjungi Dubai akan melihat bahwa pakaian yang digunakan oleh laki-laki dan perempuan di Dubai memiliki warna berbeda. 

Bagi perempuan asli Dubai, atau kerap disebut perempuan Emirat, mereka lebih sering terlihat menggunakan gaun yang dikenal bernama abaya berwarna hitam. Sedangkan untuk laki-laki menggunakan pakaian berwarna putih. 

Lantas, mengapa perempuan Emirat  menggunakan abaya warna hitam? Saat mengunjungi Dubai bersama dengan Dubai Economy Tourism, Suara.com berkesempatan untuk mengunjungi Sheikh Mohammed Centre for Cultural Understanding (SMCCU), atau pusat kebudayaan Dubai.

Perempuan Dubai mengenakan abaya hitam. (Suara.com/Bimo Aria Fundrika)
Perempuan Dubai mengenakan abaya hitam. (Suara.com/Bimo Aria Fundrika)

Suara.com berbincang langsung dengan Khawla, perempuan Emirat sekaligus pemandu lokal di SMCCU tentang alasan perempuan Emirat menggunakan abaya hitam. 

Baca Juga: 5 Rekomendasi Hotel di Dubai, Cocok untuk Warga Indonesia

Khawla menjelaskan bahwa pakaian hitam yang mereka gunakan kerap disebut dengan abaya. Pakaian ini seringkali digunakan di luar rumah dibandingkan dengan pakaian tradisional atau modern.

Abaya hitam merupakan Ini adalah campuran kain alami dan ringan yang sesuai dengan iklim. Khawla menjelaskan, jika ditarik sejarahnya ke belakang, masyarakat Dubai pernah mengalami kemiskinan. 

"Abaya adalah bentuk penutup yang mahal dan sangat langka dan hanya digunakan oleh kaum elit dan dipinjam oleh masyarakat lainnya untuk acara-acara khusus seperti menutupi pengantin perempuan pada hari pernikahannya saat dia berjalan dari rumah ayahnya ke rumah keluarga pengantin barunya," kata Khawla.

Kebanyakan perempuan mengenakan shaylah yang menutupi seluruh bagian atas tubuh mereka bersama dengan thawb longgar untuk memastikan semua tertutup.

Khawla Seiring dengan booming minyak, muncul pula kekayaan, urbanisasi, dan keterpaparan terhadap dunia luar. Ketiga elemen ini berperan penting dalam pengenalan Abayat Ras, abaya versi sutra hitam yang dikenakan di kepala untuk memastikan lebih banyak bagian tubuh yang saat berada di depan umum.

Baca Juga: Keren! Burj Khalifa Menyala Merah Putih, Ramaikan HUT Kemerdekaan RI ke-78

"Pada tahun 1980-an, ketika anak perempuan memasuki pendidikan tinggi dan memasuki dunia kerja, fungsionalitas menentukan evolusi abaya menjadi pakaian seperti jubah yang kita lihat sekarang ditambah dengan bentuk shaylah yang lebih sempit," kata Khawla. 

Dalam era modern, saat banyak perempuan masuk ke dunia kerja, dan bekerja di pemerintahan abaya hitam dipilih karena dianggap lebih profesional. 

"Saat perempuan banyak masuk di tempat kerja dan masuk ke pemerintahan, pakaian berwarna hitam ini menjadi salah satu pakaian profesional. Dan sejak saat itu semakin banyak dan sering perempuan menggiunakan warna hitam," kata Khawla. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI