Suara.com - Pakar teknologi plastik Wiyu Wahono membongkar sejumlah hoaks terkait bahaya bisphenol A (BPA) dalam galon berbahan polikarbonat (PC). Narasi hoaks yang dia maksud berkaitan dengan bahaya BPA dalam galon PC yang disebut-sebut dapat mengganggu kesehatan manusia, mulai dari reproduksi hingga gangguan kehamilan dan janin serta kanker.
Sementara, dalam narasi lainnya menyebutkan bahwa kemasan galon paling aman berbahan polyethylene terephthalate (PET).
Dia mendapati penyebaran informasi bahaya kandungan BPA itu sudah diarahkan karena hanya berbicara senyawa dalam satu kemasan pangan atau spesifiknya galon isi ulang saja.
Padahal, kemasan galon PET atau sekali pakai juga memiliki ancaman senyawa berbahaya lain. Namun, narasi tersebut tidak menyebutkan ancaman bahaya kesehatan yang menghantui dalam galon PET. Padahal, dalam kemasan PET mengandung antimon (Sb), Asetaldehida hingga etilen glikol (EG) yang juga bersifat karsinogenik atau beracun bagi tubuh.
Baca Juga: Wajah Ayah Atta Halilintar Terlihat Beda, Netizen Menduga Oplas
![Mikroplastik. (Dok: Elements Envanto)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/06/21/61039-mikroplastik.jpg)
"Jadi seakan-akan PET itu aman, itu disinformasi yang luar biasa jahatnya, entah dengan tujuan apa, itu yang nggak benar," kata Doktor sains teknologi plastik dari Universitas Teknologi Berlin di Jerman ini.
Wiyu mengatakan bahwa sebenarnya kemasan apapun termasuk yang berbahan polyethylene terephthalate (PET) memiliki potensi bahaya bagi kesehatan. Oleh sebab itu, organisasi kesehatan di setiap kawasan atau negara mengatur ambang batas toleransi dari paparan kemasan pangan.
Menurutnya, selama ini para pengguna galon guna ulang yang didiskreditkan mengandung BPA juga tidak pernah mengalami gangguan kesehatan apapun. Artinya, galon tersebut memang aman untuk dijadikan kemasan pangan sehingga tidak perlu dipermasalahkan.
Dosen teknologi plastik di salah satu kampus di Jerman ini menyayangkan keberadaan isu bahaya BPA yang dihembuskan. Menurutnya, hal tersebut hanya akan menebar ketakutan dan membuat masyarakat bingung.
Dia melanjutkan bahwa sebenarnya memang terjadi migrasi senyawa kimia dalam kemasan pangan plastik apapun, termasuk galon PET dan PC. Namun, sekali lagi dia menekankan kalau migrasi yang terjadi masih dalam batas aman dan mampu diolah dan dikeluarkan oleh tubuh.
Baca Juga: Sekjen Kemendagri Ingatkan Ancaman Hoaks Jelang Pemilu
Dia menerangkan, dalam galon PC, paparan BPA yang masuk ke dalam tubuh, dikeluarkan sekitar 2 hingga 4 jam sekali melalui urine atau zat sisa. Sedangkan paparan antimon, asetaldehida dalam galon PET baru bisa diproses oleh tubuh dalam waktu 93 jam.
"Tapi tetap tidak akan terjadi akumulasi. Kalau akumulasi itu artinya menumpuk terus nggak keluar dan ini tidak terjadi. Kalo stibium (antimon) ini saya tidak tahu tapi kalau BPA ini yang tidak terjadi akumulasi," katanya.