Wakil Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) PDIP, Adian Napitupulu membeberkan asal muasal konflik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan PDIP dan Megawati Soekarnoputri.
Adian menyebutkan persoalan ini berawal dari PDIP yang tidak mengabulkan permintaan Jokowi untuk memperpanjang masa jabatannya menjadi tiga periode. Berdasarkan penjelasannya, PDIP menolak permintaan tersebut karena tidak ingin mengkhianati konstitusi.
Adian juga menegaskan bahwa PDIP ingin menjaga konstitusi karena berkaitan dengan keselamatan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia.
Politisi PDIP sekaligus anggota Komisi VII DPR ini menyesalkan perubahan Presiden Jokowi yang begitu cepat pada PDIP. Padahal, partainya sudah memberi segalanya untuk Jokowi dan keluarganya, mulai dari menjadi Wali Kota Surakarta dua periode, Gubernur DKI Jakarta, dan presiden dua periode.
Baca Juga: Soroti Pasangan Prabowo-Gibran, Luhut Kenang Masa Ketika Jokowi Diremehkan
Lantas, seperti apakah profil dan biodata Adian Napitupulu, politikus PDIP yang bongkar akar konflik Jokowi - Megawati? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Profil Adian Napitupulu
Adian Napitupulu memiliki nama lengkap Adian Yunus Yusak Napitupulu, ia lahir di Manado, 9 Januari 1971. Adian Napitupulu merupakan seorang politikus dan aktivis asal Indonesia yang kini duduk sebagai anggota DPR RI.
Ia menjadi anggota DPR RI dari fraksi PDI Perjuangan dari daerah pemilihan Jawa Barat V (Kabupaten Bogor) sejak tahun 2014.
Pada pemilu 2019, Adian Napitupulu maju kembali di dapil yang sama. Dalam dapil tersebut, aktivis 98 tersebut bersaing dengan politisi Partai Gerindra Fadli Zon.
Ia merupakan anak dari pasangan Ishak Parluhutan Napitupulu dan Soeparti Esther. Ayahnya merupakan seorang PNS di Kejaksaan Republik Indonesia.
Saat masih kecil, Adian Napitupulu ikut orang tuanya yang selalu berpindah tugas ke beberapa kota. Sang ayah wafat pada tahun 1981 pada saat ia bekerja di Kejaksaan Agung di Jakarta.
Adian menyelesaikan sekolah dasarnya di SDN 01 Ciganjur, Jakarta dari tahun 1979 sampai 1985. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 166 Jakarta, dan SMA Negeri 55 Jakarta.
Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia pada tahun 1991. Namun, karena aktif mengikuti berbagai kegiatan aktivis, ia baru menyelesaikan pendidikannya pada tahun 2007.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa