“Modal tak cuma diberikan di awal kegiatan. Baru-baru ini, kami diberikan 2000-an lembar kain untuk dikerjakan dan setelah jadi, PTBA membantu kami untuk memberikannya kepada pemesan,” ujar Tyna.
Biasanya 1 lembar kain dijual bervariasi, tergantung jenis kainnya. Untuk jenis katun dijual Rp250 ribu per lembar, sedangkan jenis sutra Rp500 ribu per lembar.
“Setiap hasil penjualan kain, saya bisa dapat Rp50 hingga Rp100 ribu per kain, tergantung jenisnya. Alhamdulilah, saya bisa punya penghasilan sendiri,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua Kelompok Batik Kujur, Ahmad Syahdan mengatakan, sejak hari pertama hingga saat ini, PTBA tak pernah meninggalkan SIBA Batik Kujur untuk beroperasi sendiri.
“PTBA masih membantu kami dalam mempromosikan produk yang kami hasilkan. Terus terang, kami tidak pandai berpromosi, sehingga PTBA-lah yang melakukannya,” ujarnya.

Sebagai bagian dari upaya peningkatan ekonomi masyarakat, Vice President Sustainability PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Hartono mengatakan, PTBA memiliki Program Corporate Social Responsibility (CSR), yang mencakup 3 hal, yaitu pendidikan yang diposisikan di urutan pertama, kemudian kedua, menjaga keberlangsungan lingkungan.
"Pengembangan usaha mikro dan kecil atau UMK merupakan Program CSR kami yang ketiga, yang salah satunya adalah pemberdayaan para ibu rumah tangga di SIBA Batik Kujur. Untuk meningkatkan ketrampilan mereka, kami mendatangkan pelatih batik dari Pekalongan dan Yogyakarta, dan melakukan pendampingan selama mereka berkreasi," ujarnya.
Hingga saat ini, SIBA Batik Kujur telah menghasilkan banyak pesanan bagi masyarakat pecinta batik. PTBA juga telah mengikutsertakan kelompok Batik Kujur dalam berbagai acara, misalnya Indonesia Fashion Week 2022, Icraft 2022, Indonesia Green Environment And Forestry Expo di Jakarta, Pameran APEKSI 2022 di Bandar Lampung, dan Kriya Sriwijaya Home Decoration di Palembang.
Baca Juga: Menilik Batik GIbran Rakabuming Saat Diusung Jadi Cawapres Prabowo Subiatno oleh Golkar