Suara.com - Belasan ibu rumah tangga di Dusun Tanjung, Tanjung Enim, Sumatera Selatan, tengah melakukan aktivitas hariannya. Sebagian dari mereka ada yang menjaga anak sambil mencanting, ada yang melipat kain batik yang sudah jadi, untuk kemudian men-display-nya, dan ada pula yang sedang mempersiapkan malam untuk dicap pada kain polos putih yang sudah disiapkan.
Kegiatan ini dilakukan di sebuah rumah sederhana, yang di salah satu sudutnya terpampang tulisan "Peresmian Sentra Industri Bukit Asam, Batik Kujur khas Tanjung Enim".
Para ibu yang berasal dari golongan usia 30-an hingga 50 tahun itu tergabung dalam 12 kelompok SIBA Batik Kujur. SIBA merupakan singkatan dari Sentra Industri Bukit Asam, yang memang merupakan manifestasi dukungan PT Bukit Asam (PTBA) dalam upaya membangkitkan perekonomian warga di sekitar area pertambangan.
Dalam kesehariannya, kelompok ibu rumah tangga ini memproduksi kain batik dalam bentuk lembaran yang siap pakai. Selain itu, ada juga yang telah disulap menjadi pakaian batik, tas, dan dompet.
PTBA Beri Pelatihan dan Pendampingan
Salah satu ibu rumah tangga yang telah lama bergabung dalam SIBA Batik Kujur, Tyna Soraya mengatakan, ia ikut kegiatan ini sejak awal. Ketika itu, dia dan teman-temannya, yang merupakan ibu rumah tangga di Dusun Tanjung, tidak mengerti apa-apa tentang membatik.
"Tapi waktu itu, PTBA memberikan pelatihan pada kami dari nol. PTBA memanggil pelatih batik dari Pekalongan dan Yogyakarta, untuk memberikan pelatihan hingga pendampingan buat kami," ujarnya kepada Suara.com, Rabu (18/10/2023).
Kegiatan ini tak disia-siakannya, sebab Tyna mengaku sejak awal, dia memang ingin meningkatkan keterampilannya. Bahkan ia juga punya cita-cita bisa menghasilkan uang sendiri dan membantu menafkahi keluarganya.
"Setiap hari, setelah semua pekerjaan rumah selesai, saya langsung ke sini. Bergabung dengan ibu-ibu yang lain untuk belajar membatik dari ahlinya," ujarnya.
Baca Juga: Menilik Batik GIbran Rakabuming Saat Diusung Jadi Cawapres Prabowo Subiatno oleh Golkar
Setelah 3 minggu pelatihan, ternyata PTBA tidak meninggalkan para ibu rumah tangga itu. PTBA memberikan sejumlah modal, berupa lembaran-lembaran kain, malam dan berbagai perlengkapan membatik, agar para ibu itu mulai berkarya.