Dilema Pekerja Ibukota Pilih Transportasi Publik: LRT Mahal Tapi Lengang, KRL Murah Tapi Sering Terlambat

Selasa, 24 Oktober 2023 | 18:26 WIB
Dilema Pekerja Ibukota Pilih Transportasi Publik: LRT Mahal Tapi Lengang, KRL Murah Tapi Sering Terlambat
Kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) melintas di jembatan rel lengkung (longspan) LRT Kuningan, Jakarta, Senin (7/8/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Naik transportasi umum dianggap jadi salah satu solusi untuk bepergian ke Jakarta tanpa harus bertemu dengan macetnya ibu kota. Dua di antaranya Kereta Rel Listrik (KRL) dan Light Rail Transit (LRT) yang menjadi moda transportasi umum andalan masyarakat Jabodetabek. 

Meski LRT terbilang baru dibandingkan KRL, namun nyatanya transportasi umum itu juga telah punya 'penggemarnya' sendiri. Terutama bagi para warga di luar Jakarta, namun berkantor di ibu kota.

Salah satunya Tasha. Karyawan swasta yang bertempat tinggal di Depok itu mengaku lebih suka naik LRT setiap kali pergi ke kantornya yang ada di daerah Palmerah, Jakarta Barat. Tasha mengatakan kalau dirinya biasa naik LRT dengan rute Harjamukti - Dukuh Atas.

Naik LRT, menurutnya, sangat mempersingkat perjalanan di Depok ke Palmerah yang banyak melewati titik macet Jakarta. Terlebih, letak rumahnya yang juga tak jauh dari stasiun LRT Harjamukti.

Baca Juga: Perjalanan KRL dan Prambanan Ekspres Dibatalkan Terdampak Kecelakaan Kereta Api Argo Semeru di Kulon Progo

LRT. (Suara.com/Lilis Varwati)
LRT. (Suara.com/Lilis Varwati)

"Dengan naik LRT bisa memangkas waktu perjalanan banget karena rush hour pagi parah banget. Soalnya dari rumah ke kantorku dikelilingi titik macet rush hour, Kramat Jati, TB Simatupang, Cawang, Pancoran, Kuningan, sampai ke depan (gedung) DPR," cerita Tasha kepada suara.com.

Sebelum LRT beroperasi, perempuan 30 tahun itu memilih naik KRL saat harus lebih pagi berangkat ke kantor. Saat ini, dia merasa kalau LRT lebih nyaman ditumpangi karena penumpangnya yang tidak sepadat KRL saat jam sibuk. 

Rute LRT yang agak berbeda dengan KRL juga dirasakan Tasha sangat bermanfaat. Karena semakin luas daerah yang bisa terjangkau dengan transportasi umum.

"Tapi, kekurangannya operasional masih tidak pasti. Seperti beberapa waktu lalu sempat ada trouble. Padahal dengan tarif promo Rp 5.000 yang sudah tidak ada harusnya dibarengi dengan layanan yang lebih stabil kualitasnya," kata Tasha.

LRT. (Suara.com/Lilis Varwati)
LRT. (Suara.com/Lilis Varwati)

LRT saat ini diketahui masih dalam tarif promo kedua, yakni sebesar minimal Rp 3.000 dan maksimal Rp 20.000. Nominal saat ini, dinilai Tasha, belum terjangkau meskipun masih dalam tahap promo. Sebab, harganya yang jauh lebih mahal dibandingkan KRL.

Baca Juga: Jaring Pekerja Baru, Industri Rokok SKT Perlahan Mulai Bangkit

Benci Tapi Cinta Pengguna KRL

Soal tarif, KRL memang lebih unggul dibandingkan LRT. Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 354 tahun 2020 ditetapkan tarif KRL sebesar Rp 3.000 untuk 25 kilometer pertama dan Rp 1.000 setiap 10 kilometer berikutnya.

Sebagai perbandingan, suara.com mencoba naik KRL dengan rute Bekasi - Sudirman dengan tarif Rp 3.000. Sedangkan, bila naik LRT dengan rute Jati Mulya - Dukuh Atas yang berada tepat di sebelah stasiun Sudirman, perlu merogoh kocek sampai Rp 20.000. 

Pengguna KRL asal Bekasi, Gemma, juga mengakui kalau tarif KRL lebih terjangkau dibandingkan LRT. Ia juga merasa kalau waktu tempuh KRL lebih cepat baginya yang sering bekerja di kawasan Jakarta.

"Ya (KRL) murah, Bekasi - Jakarta sekitar 3 ribuan aja. Cepat juga waktu tempuhnya, kecuali kalau ada gangguan operasional aja yang perbaikannya cenderung makan waktu lama," kata Gemma kepada suara.com.

Sebagai pengguna KRL telah lebih dari 10 tahun, Gemma sangat merasakan perbaikan moda transportasi tersebut. Termasuk dari segi harga serta layanannya. Menurutnya, tarif KRL saat ini telah sangat terjangkau. 

Meski begitu, perempuan 27 tahun itu juga merasa kalau KRL masih perlu banyak perbaikan. Terutama dari sisi layanan fasilitas di stasiun.

"Kekurangan KRL banyak, salah satunya yang paling saya rasakan kurang memadainya fasilitas di stasiun. Lets say, stasiun Bekasi punya banyak eskalator tapi mayoritas rusak dan proses perbaikannya lama banget. Untuk orang-orang yang lansia, hamil, bawa anak, dan berkebutuhan khusus, tentunya akan sangat kesulitan. Belum lagi, lift hanya satu," tuturnya.

Hal lain yang masih dikeluhkan Gemma mengenai KRL juga tentang ketepatan jadwal kedatangan dan keberangkatan kereta.

"Masih suka gak sesuai jadwal keberangkatan. Entah apa alasannya ya, tapi jadi percuma aja jadwal suka gak sama dengan realita di lapangan," keluhnya.

Naik Turun Penumpang LRT

Kemunculan LRT memang langsung curi perhatian masyarakat sejak pertama kali diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 28 Agustus 2023. Pada saat itu, diberlakukan tarif flat Rp 5.000 untuk seluruh rute sebagai bagian dari promosi.

Daya tarik masyarakat terlihat dari data jumlah pengunjung selama masa promo tarif flat sepanjang bulan September lalu. 

"Pada tarif promo pertama rata rata (pengguna) mencapai 47 ribu setiap hari," kata Manager Public Relations LRT Jabodebek, Kuswardoyo, saat dihubungi suara.com.

Namun, jumlah pengguna LRT berkurang saat periode promo kedua di mana tarif menjadi minimal Rp 3.000 dan maksimal Rp 20.000. Kuswardoyo mengungkapkan kalau sejak awal Oktober rata-rata penumpang LRT rata rata 37-38 ribu per hari.

Untuk menaikan kembali minat masyarakat naik LRT, pihaknya pun memberlakukan tarif promo baru khusus akhir pekan sejak 22 Oktober lalu.

"Mulai 22 Oktober kemarin diberlakukan tarif promo baru khusus di hari Sabtu, Minggu dan hari libur dengan tarif minimal Rp 3000 dan maksimal Rp 10.000," ujarnya.

LRT Jabodebek ditargetkan bisa tembus sampai 74 ribu penumpang setiap harinya dengan jumlah 234 perjalanan saat.

Angka tersebut memang jauh lebih rendah dibandingkan dengan KRL Jabodetabek yang telah memiliki sebanyak 1.133 perjalanan. Data Kereta Commuter Indonesia (KCI) pada Agustus 2023 tercatat kalau volume penumpang KRL Jabodetabek bisa mencapai 950 ribu per hari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI