Jordi Onsu Salahkan Gen Z Gerai Geprek Bensu Banyak yang Tutup, karena Rentan Alami Masalah Kesehatan Mental?

Dinda Rachmawati Suara.Com
Selasa, 24 Oktober 2023 | 19:50 WIB
Jordi Onsu Salahkan Gen Z Gerai Geprek Bensu Banyak yang Tutup, karena Rentan Alami Masalah Kesehatan Mental?
Jordi Onsu (instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baru-baru ini, Jordi Onsu mengeluarkan pendapat mengejutkan, soal banyaknya gerai Geprek Bensu yang tutup. Menurut adik Ruben Onsu ini, itu karena restoran waralaba yang dirintisnya bersama sang kakak mempekerjakan banyak Gen Z.

Saat tampil di podcast Kasisolusi, Jordi Onsu mengungkap bahwa Geprek Bensu yang dulu memiliki 140-an gerai kini berkurang hingga 90-an. Jordi Onsu mengatakan kesalahannya adalah mencari pegawai dengan syarat usia dan pengalaman.

"Salahinnya ke gue aja, karena gue mungkin requirement-nya waktu itu lebih kepada usia, pengalaman kerja," ucapnya dikutip dari kanal YouTube Kasisolusi, Selasa (24/10/2023).

"Kalau sekarang di HR, pertanyaan satu, 'Kamu mau kerja nggak? Mau capek nggak? Bersedia bekerja di dalam tekanan nggak?' Maksudnya pressure ya, bukan tekanan yang berarti stressful gitu. Ya udah gitu dulu aja," sambungnya.

Baca Juga: Jordi Onsu Ungkap Alasan Bungkam Usai Merek Dagang Geprek Bensu Digugat

Jordi Onsu menyebut bahwa syarat yang diajukannya tersebut tidak dapat ditemukan pada Gen Z yang notabenenya kelahiran tahun 1997-2012. Dengan kata lain, Jordi menganggap karyawan yang lahir di rentang tahun tersebut, tidak ada yang menyanggupi persyaratan untuk bekerja di bawah tekanan.

Meski begitu, Jordi Onsu tak sepenuhnya menyalahkan Gen Z. Sebab, ia menilai Gen Z bersikap seperti itu lantaran meniru generasi sebelumnya.

"Kenapa Gen Z karakternya seperti ini? Salah siapa? Salah millenials, salah kita. Mereka ngeliat siapa? Gen Z belajarnya dari mana? Dari kita, kan?" tuturnya.

"Nah itu yang biasanya mungkin memanjakan generasi Z ini sampai akhirnya mereka bisa dibilang mentalnya mental stroberi," imbuhnya.

Lantas benarkah generasi ini dikenal memiliki mental “tempe” atau manja karena cukup sensitif dengan perubahan emosi yang ada? 

Baca Juga: Jordi Onsu Buka Suara Soal Teror Mistis yang Diterima Kakaknya, Terkait Sengketa Geprek Bensu?

Data yang dihimpun oleh Jakpat pada 2022 lalu, seperti dikutip Hello Sehat, menunjukkan bahwa Gen Z memang menjadi generasi yang paling banyak merasa memiliki masalah kesehatan mental dibandingkan generasi X (1965–1980) dan generasi Milenial (1981–1996).

Setidaknya terdapat 59,1% Gen Z yang merasa memiliki masalah kesehatan mental, sementara generasi milenial hanya sebanyak 39,8% dan Gen X 24,1 persen.

Namun, apakah dari data tersebut menunjukkan bahwa Gen Z memiliki mental yang lemah? Faktanya, setiap generasi memiliki risiko yang sama untuk mengalami masalah mental.

Hanya saja, Gen Z hidup di era internet yang membuat mereka lebih mudah mencari informasi terkait kesehatan mental.

Informasi tersebut kemudian membuat Gen Z lebih “melek “ dengan kondisi mental yang dimilikinya. Mungkin saja generasi terdahulu sebenarnya juga merasakan apa yang dirasakan oleh Gen Z.

Akan tetapi, mereka belum mengetahui istilah-istilah terkait kesehatan mental seperti anxiety, burnout, panic attack dan sejenisnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI