Stop Merekam dan Memotret Diam-Diam! Cyberbully dan Pelecehan di Ruang Publik Sudah Makan Korban

Selasa, 24 Oktober 2023 | 17:48 WIB
Stop Merekam dan Memotret Diam-Diam! Cyberbully dan Pelecehan di Ruang Publik Sudah Makan Korban
ilustrasi cyberbullying (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Media sosial kembali dibuat heboh dengan kisah pilu seorang ibu hamil yang tak terima direkam di sebuah KRL. Siapa sangka kalau hal itu membuat dirinya berakhir keguguran. Diketahui kalau kehamilannya itu adalah yang hal yang paling dinanti selama 2 tahun.

Kejadian viral ini terjadi saat seorang ibu hamil sadar dirinya direkam oleh seorang wanita yang disebutnya memakai pakaian agamis. Si perekam dengan sengaja merekam ibu hamil tersebut dan mengirimkan video tersebut ke grup WA rekan-rekannya.

Si perekam menghina pakaian yang digunakan ibu hamil tersebut. Ibu hamil itu sadar dirinya direkam dan dhina di WA Grup karena duduk bersebelahan dengan rekan si perekam. Sementara si perekam duduk di depan korban.

Pada video yang dibagikan akun X @illberightbacks diceritakan bahwa ibu hamil itu mengatakan bahwa ia stress karena kejadian tersebut dan mengalami keguguran.

Baca Juga: Kabar Duka, Ibu Hamil yang Diejek di KRL karena Pakaian Terbuka Alami Keguguran

"Halo saya yg di video KRL tersebut. Sayangnya saya stress dan keguguran," ucap si ibu hamil seperti dikutip Senin (23/10).

"aku menunggu kehamilan, 2 tahun. Turun dari kereta darah keluar banyak. Marah, kecewa, semua campur aduk," ungkapnya.

Si ibu hamil mengatakan bahwa ia sebenarnya tidak ingin memakai pakaian yang dianggap si perekam tidak pantas. Namun katanya, saat itu ia ingin ke Rangkasbitung, kampung sang suami.

Dikatakan oleh si ibu hamil bahwa si perekam ialah orang Cikande. Ia pun mencerita awal mula sampai dirinya harus mengalami cerita pahit di dalam KRL.

"Dia (pelaku) orang Cikande. Aku cerita ya tentang awalnya, temannya duduk di sebelah aku, ngobrol sama ibu-ibu. Dia (pelaku) ada persis di depan ku kursi prioritas. Dia dengan pakaian agamis sekali," terang korban.

Baca Juga: Difoto Tanpa Izin Dijadikan Cemooh, Ibu Hamil di Kereta Histeris sampai Keguguran

"Dan wa dengan temannya yang duduk di sebelahku. Tanpa sengaja, aku yang lagi mengantuk lihat ponsel temannya. Temannya ga pake hijab tapi tergolong menggunakan pakaian tertutup,"

"Sedang asik wa mereka dan aku lihat wanita yg depan ku kirim wa ke temannya yg ada persis di sampingku, aku lihat dia mencemooh ku dengan fotokku. Itu wa grup bukan wa pribadi yg notabene teman-teman dia juga yg dalam grup bisa lihat rupaku, pakaianku," sambung korban.

"Tanpa mikir panjang, aku marah. Tanpa mikiran anakku. Hingga lupa diri dan akhirnya kram hebat,"

Di akhir ceritanya, ibu hamil ini mengaku menyesal terbawa emosi tanpa mempedulikan anaknya. "Seharusnya aku tutup mata dan telinga," ucapnya.

Merekam Diam-Diam Bisa Dikategorikan Sebagai Pelecehan di Ruang Publik

Fenomena merekam atau memotret orang diam-diam di area publik menimbulkan masalah bila mana objek foto atau video sampai merasa privasinya terganggu. Apalagi jika potret atau video itu disebarkan tanpa izin juga termasuk dalam pelanggaran hukum, karena bisa dikategorikan sebagai pelecehan dan juga melanggar privasi seseorang.

Hal itu juga bisa dikenai Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Jika korban merasa privasinya terganggu, hasil foo dan video yang diambil tanpa izin bisa menjadi barang bukti korban untuk dilaporkan ke pihak yang berwajib.

Merujuk pada Komnas Perempuan dalam buklet 15 Bentuk Kekerasan Seksual: Sebuah Pengenalan, mendefinisikan pelecehan seksual sebagai berikut.

"Tindakan seksual lewat sentuhan fisik maupun non-fisik dengan sasaran organ seksual atau seksualitas korban... yang mengakibatkan rasa tidak nyaman, tersinggung, merasa direndahkan martabatnya, dan mungkin sampai menyebabkan masalah kesehatan dan keselamatan."

Hindari Cyberbullying

Membagikan atau memviralkan hal yang negatif bisa menjadi cyberbullying kepada pihak tertetu yang itu dilakukan masyarakat secara tidak sengaja. Namun, ketidaksengajaan itu bisa berakibat fatal jika orang tersebut ternyata tidak melakukan hal yang dimaksud dalam keterangan foto atau video. Hal itu akan menjadi tekanan batin yang dapat memicu depresi jika orangnya tidak kuat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI