Suara.com - Diputuskannya Gibran Rakabuming menjadi cawapres Prabowo Subianto untuk Pilpres 2024 hingga kini masih menjadi sorotan. Banyak cibiran yang diberikan kepada Gibran Rakabuming. Hal ini karena putra Presiden Joko Widodo itu dinilai masih terlalu muda dan belum berpengalaman.
Beberapa akun di platform X menyampaikan kekecewaan kepada Prabowo yang memilih Gibran Rakabuming. Hal ini karena ia hanya memiliki pengalaman sebagaI wali kota selama 2 tahun. Gibran Rakabuming yang menjadi cawapres ini juga dinilai mendukung dinasti politik keluarga Jokowi.
Di sisi lain, ada juga yang justru mendukung Gibran Rakabuming. Pasalnya, meski baru menjabat sebentar sebagai wali kota, suami Selvi Ananda itu menoreh berbagai prestasi. Sebagian warganet juga menilai kalau dibutuhkan dengan perwakilan dari generasi muda.
“Mohon maaf enggak dulu kalau mas Gibran, masih dini untuk jadi cawapres,” tulis akun @itsw***ha.
Baca Juga: Gibran Pecahkan 3 Rekor Sekaligus Usai Menjadi Cawapres Prabowo Subianto, Apa Saja?
“Gak salah pak @prabowo pilih Gibran jadi cawapres. mas @gibran_tweet masih muda fresh, gesit, berprestasi. Cocok dengan Prabowo yang berpengalaman, tegas, dan strategis. Waktunya yang muda yang memimpin,” tulis akun @novia******1966.
Sebagai sosok yang masih mudah, menjadi calon pemimpin memang kerap kali menuai pro dan kontra bagi banyak orang. Hal ini karena generasi muda dinilai kurang berpengalaman. Di sisi lain, generasi muda dinilai dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Melansir laman pelatih kepemimpinan, Carrie Benedet, usia memang kerap menjadi pertimbangan sebagai seorang pemimpin. Hal ini yang membuat calon pemimpin mudah kerap memiliki pro dan kontra di antaranya sebagai berikut.
Pro
Seorang Pemimpin muda dinilai memiliki pemikiran yang baru dan inovatif. Hal ini karena para generasi muda terkadang berpikir out of the box. Oleh sebab itu, ide-idenya selalu baru dan menarik.
Baca Juga: Janji Anies-Cak Imin: Buka 15Juta Lapangan Kerja jika Menang Pilpres 2024
Selain itu, pemimpin muda biasanya akan mengikuti segala perkembangan dan tren yang terjadi saat ini. Hal tersebut membuatnya bisa mengetahui apakah tren tersebut dapat memberikan dampak baik atau buruk. Bahkan, mereka bisa mengevaluasi segala tren yang terjadi.
Mereka juga bisa menerima segala perubahan yang ada. Hal ini karena kemampuan adaptasi dari pemimpin muda lebih baik dibandingkan mereka yang tua.
Kontra
Generasi muda yang menjadi pemimpin terkadang terlalu agresif. Hal ini karena mereka biasanya ingin semuanya berjalan dengan cepat. Mereka memiliki banyak rencana yang akhirnya terlalu dipaksakan. Padahal, ini bisa saja membawa risiko ke depannya.
Di sisi lain, sebab masih muda ini kredibilitasnya sering ditanyakan. Hal tersebut membuat berbagai idenya sering diragukan. Apalagi jika persuasinya kurang baik. Mereka yang pemimpin muda sering dibandingkan pengalamannya. Sebab masih muda, pengalamannya dinilai belum banyak seperti yang sudah dewasa.
Hal yang sering menjadi kendala generasi muda yaitu loyal. Para generasi yang lebih tua dinilai lebih loyal. Sementara generasi muda lebih mudah melepaskan sesuatu.