Suara.com - Belakangan ini dinasti politik tengah ramai menjadi perbincangan publik. Hal ini bermula dari tudingan kepada Presiden Jokowi yang disebut sedang membangun dinasti politik bahkan melanggengkannya.
Sebelum membahas hal itu lebih mendalam, alangkah baiknya mengetahui terlebih dahulu soal perbedaan antara politik dinasti dan dinasti politik. Tentu saja keduanya adalah dua hal yang berbeda dan jangan sampai kecele.
Melansir dari laman resmi Mahkamah Konstitusi, politik dinasti adalah kekuasaan politik yang dijalankan sekelompok orang yang terikat hubungan darah. Politik dinasi biasanya diterapkan dalam sebuah kerajaan. Sistem ini biasanya hanya sebagai proses regenerasi kekuasaan yang hanya mementingkan keluarganya untuk terus mempertahankan kekuasaan.
Semantara itu, merujuk pada tulisan Hilda Zuhdi dalam jurnal berjudul Pengertian Dinasti Politik menjelaskan, kalau dinasti politik merupakan kekuasaan yang didapat secara primitif, karena hanya mengandalkan darah keturunan beberapa orang.
Kekinian keluarga Presiden Jokowi sedang menjadi sorotan karena dituding melanggengkan dinasti politik. Seperti yang diketahui, saat Jokowi menjabat sebagai presiden keluarganya yang sederhana itu sangat jauh dari hiruk pikuk politik.

- Timeline Perubahan Sikap Keluarga Jokowi
1. 'Jokowi Adalah Kita' Jadi Branding Sosok Pemimpin Sederhana
Jokowi sangat lekat dengan branding sosok pemimpin sederahan. Bagaimana tidak, ia kerap berpenampilan sederhana dan bersikap praktis.
Citranya sebagai sosok yang sederhana bisa dilihat dari penampilannya, ia identik dengan kemeja kotak-kotak yang dibeli dari Pasar Tanah Abang. Baju tersebut ia kenakan ketika mendaftar sebagai cagub ke KPU DKI. Ia juga dengan bangga memakai sepatu kulit produk dari Cibaduyut yang memberi kesan 'cinta produk lokal'.
Selain itu, Jokowi adalah sosok pemimpin yang hobi blusukan. Hal itu lah membuatnya memiliki branding pemimpin yang sangat dekat dengan rakyatnya.
Baca Juga: Siapa Sosok Harmoko yang Disebut Yunarto Wijaya? Generasi Zaman Orde Baru Pasti Paham
Pada pemilu 2014, tim kampanye Jokowi merumuskan slogan 'Jokowi adalah Kita'. Tagline itu pun dipakai pada Pilplres 2019.