Suara.com - Usai mengumumkan dirinya sakit hingga harus dirawat di Singapura, banyak beredar informasi hingga foto Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang kritis. Dalam foto dan narasi yang beredar, dikatakan kondisi Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi ini sedang kritis.
Namun, baru-baru ini melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan kalau dirinya justru membaik. Ia juga mengatakan, foto dan informasi tentang dirinya itu adalah bohong atau hoaks.

"Kalau boleh teman-teman tidak usah percaya terhadap foto-foto yang banyak bertebaran berseliweran yang aneh-aneh gitu. Saya overall dari hasil tim dokter tadi melaporkan progres saya maju sangat signifikan," ujar Luhut seperti yang dikutip akun Instagramnya @luhut.pandjaitan, Rabu (18/10/2023).
Oleh sebab itu, Luhut Binsar Pandjaitan berharap masyarakat tidak mudah percaya dengan narasi atau foto yang muncul tanpa kejelasan. Hal ini karena foto dan isu tersebut tidaklah benar adanya.
Mengenai foto atau narasi hoaks memang seringkali beredar di media sosial. Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan untuk tidak langsung percaya ketika menerima sebuah informasi.
Di sisi lain, masyarakat juga dapat memastikan terlebih dahulu apakah foto atau narasi yang beredar tersebut asli atau tidak. Untuk mengetahui keaslian itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyampaikan beberapa untuk mengetahui foto atau sebuah narasi adalah palsu alias hoaks. Berikut beberapa cara untuk mengetahuinya.
1. Judul provokatif
Sesuatu yang hoaks biasanya diikuti dengan judul provokatif. Hal ini dilakukan agar masyarakat mudah percaya. Untuk itu, ketika melihat suatu judul yang terkesan provokatif, penting untuk memeriksa kebenarannya terlebih dahulu.
2. Lihat alamat situs
Baca Juga: Pesan Suara Luhut dari Singapura via Instagram: Jangan Percaya Foto-foto Aneh
Cara lain melihat hoaks yaitu dari situs. Biasanya situs yang menyebarkan berita atau foto tidak kredibel. Ketahui kalau berita atau foto terpercaya dari situs yang sudah terverifikasi Dewan Pers. Namun, jika situsnya tidak jelas, itu patut dicurigai berita hoaks