Keistimewaan Usia 40 Tahun Dalam Islam, Memang Waktu yang Tepat Untuk Jadi Pemimpin?

Selasa, 17 Oktober 2023 | 08:51 WIB
Keistimewaan Usia 40 Tahun Dalam Islam, Memang Waktu yang Tepat Untuk Jadi Pemimpin?
Gedung Mahkamah Konstitusi di Jakarta, Senin (16/10/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Batas usia 40 tahun untuk menjadi Capres dan Cawapres tengah jadi pembicaraan publik saat ini. Mahkamah Konstitusi (MK) telah mengabulkan sebagian gugatan terkait syarat Capres dan Cawapres minimal 40 tahun atau memiliki pengalaman memimpin di daerah.

Hasil itu pun menguatkan opini publik tentang kabar Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka yang akan dijadikan Cawapres, meski usianya masih 36 tahun.

Di sisi lain, usia 40 tahun nyatanya punya makna tersendiri dalam Islam. Selain dianggap telah mencapai usia matang, manusia juga biasanya dianggap sudah bersungguh-sungguh dengan hidupnya saat umur 40 tahun.

Gibran Rakabuming dan Prabowo Subianto (instagram/prabowo)
Gibran Rakabuming dan Prabowo Subianto (instagram/prabowo)

Dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW juga diutus Allah menjadi rosul saat usia 40 tahun.

Baca Juga: Ini Daftar Pemimpin Negara yang Menjabat Dibawah Usia 40 Tahun, Gibran Rakabuming Raka Selanjutnya?

Dikutip dari situs Pondok Pesantren Darul Ma'rif, Al Quran juga rupanya telah menyinggung tentang usia 40 tahun, Allah berfirman dalam surat al-Ahqof ayat 15 yang memiliki arti sebagai berikut:

"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa:
‘Robby Awzi’nii An Asykuro N’matakallaty An’amta ‘Alayya. Wa ‘Alaa Waalidayya Wa An A’mala Shoolihan Tardlohu, Wa Aslih Lii Fii Dzurriyyaty.’ (Duhai Tuhanku, tunjukkanlah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhoi; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri)". (QS. Al-Ahqaf: 15)

Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi dalam tafsir Jalalain menyebutkan bahwa awal kematangan berpikir dan kematangan emosional seseorang terjadi pada usia 30 atau 33 tahun. Sementara puncak kematangan manusia jatuh pada usia 40 tahun.

Usia 30 tahunan itu dianggap jadi awal sempurnanya kekuatan, logika, serta cara pandang seseorang. Kemudian itu semua akan mencapai puncaknya pada usia 40 tahun.

Ibnu Katsir juga menyatakan bahwa ketika seseorang berada dalam usia 40 tahun, maka sempurnalah akal, pemahaman dan kelemah lembutannya.

Baca Juga: Ribut-ribut Batas Usia Capres 40 Tahun, Faktanya Indonesia Pernah Dipimpin Pemuda Berusia 38 Tahun

Sebagaimana diterangkan oleh Imam Asy-Syaukani rahimahulloh, para ulama pakar tafsir menyatakan bahwa tidaklah seorang nabi diutus melainkan mereka telah berusia 40 tahun.

Dari beberapa penjelasan tersebut, bisa ditemukan bahwa ada pesan dan peringatan bagi orangtua yang sudah berusia 40 tahun. Di satu sisi, usia 40 tahun menjadi usia matangnya seseorang menginjak fase kehidupan dewasa, sisi lain bahwa Allah memperingati orang-orang yang sudah berusia 40 tahun agar kembali mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa dengan bersungguh-sungguh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI