"Mulane nasab Nabi Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Yusuf terkenalnya dengan Al-Karim ibnu Karim Ibnu Karim ibnu Karim. Yusuf ini yang saudara seayah dengan Yahuda Cs yang melahirkan Ariel Sharon Cs itu adalah dinasti Yahudi. Hanya Yusuf dan Bunyamin yang jadi Muslim. Hanya Yahuda Cs yang sekarang menjadi bangsa Yahudi," jelas Gus Baha.
Dari sinilah munculnya dualisme dan menimbulkan konflik berkelanjutan hingga saat ini.
"Maka dari itu, berdasarkan sejarah Palestina dan Yerussalem, bagi orang Yahudi secara legitimasi agama memang bumi Yahudi, makanya orang-orang Arab kalau disuruh mengusir orang Yahudi dari Palestina itu tidak begitu mau,” ungkap Gus Baha lagi.
Permasalahan yang berawal dari kelompok keturunan ini kemudian berkembang lebih luas seiring berkembangnya zaman, termasuk dari sisi agama, geografis dan politik.
“Dalam sejarah Islam, Palestina memiliki Nabi Ibrahim melalui anaknya bernama Nabi Ishaq, lalu melahirkan Nabi Ya’qub, lalu melahirkan Yahuda Cs. Akhirnya sampai sekarang menjadi masalah agama, selain juga menjadi masalah politik zaman perpecahan pada tahun 1964-1966. Sebetulnya sejak dulu sudah masalah agama. Keyakinan orang Yahudi, Palestina itu bumi yang dijanjikan Allah milik mereka. Atas nama kitab suci, mereka mati-matian mempertahankan Israel yang sekarang ini,” ulas Gus Baha.
Ulama Nahdlatul Ulama ini juga menjelaskan bahwa masyarakat Palestina lebih dikenal dengan kelompok Kana'an yang sudah lebih dahulu menduduki Palestina.
“Masalahnya, apakah bangsa Kana’an sudah ada sebelum bangsa Yahudi, atau bangsa Yahudi datang terlebih dahulu sebelum kelompok Kana’an?
Makanya, sampai kiamat PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) tidak bisa mendamaikan yang di Palestina dan Isreal, karena itu sudah sama-sama keyakinan kitab suci.
Orang Yahudi yang hidup di Irlandia, Inggris dan Amerika itu orang kaya-kaya, tapi lebih senang hidup di bumi suci karena itu keyakinan agama, padahal tidak pernah damai,” ungkapnya.
Baca Juga: Perang Israel Vs Hamas Bikin Pasar Khawatir, Rupiah Kian Terkapar
Gus Baha pun mengungkapkan bahwa PBB pernah menawarakan agar Palestina menjadi kota bersama, kota Internasional. Namun tidak ada artinya, jika masing masing tidak memiliki Yerussalem.