Suara.com - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka cuma bisa 'menangis' saat mengetahui banyak warga yang berduyun-duyun mendemonya tapi saat ditanya malah mengaku tak tahu apa yang sedang mereka perjuangkan.
Setidaknya 'tangisan' Gibran ini tampak dari emotikon yang ia bubuhkan di akun X-nya, @gibran_tweet.
Dalam video yang beredar, banyak warga yang mendemo Gibran Rakabuming Raka dengan menggunakan beberapa kertas bertuliskan aspirasi mereka.
"Kami muak dengan politik dinasti," demikian bunyi dalam spanduk yang tertulis dari Komunitas dan Pelestari Budaya Tapa Bisu.
Baca Juga: Sentil Politik Dinasti, Puluhan Warga Gelar Topo Bisu di Depan Rumah Dinas Gibran
Gibran pun mendatangi para pendemo tersebut dan menanyakan maksudnya.
"Njenengan ajeng protes nopo pak? (Anda mau protes tentang apa Pak?)" tanya Gibran terhadap seorang lelaki yang membawa sebuah poster.
"Mboten ngerti (tidak tahu)," jawab pendemo tersebut.
"Saya mau mendengar keluhannya gimana?" tanya Gibran lagi.
"Mboten wonten (nggak ada)," jawab pendemo itu lagi.
Baca Juga: Dipimpin Paman Gibran, 9 Hakim Konstitusi Bakal Putuskan Gugatan Usia Capres-Cawapres
Ketika Gibran menanyakan lagi ke beberapa pendemo lain, putra pertama Presiden Joko Widodo itu kembali mendapat jawaban serupa.
"Niki Pak Pelestari Budaya Topo Bisu. Ken mendel nggih manut mawon Pak (disuruh diam membisu ya ikut saja Pak)," kata seorang ibu-ibu.
Ketika video itu diunggah ke Twitter atau X, Gibran pun hanya memberi emotikon menangis pertanda tak tahu juga.
"Topo bisu ditakoni keluhane nopo. Lah kan lagi mbisu Pak," sindir warganet.
"Tapi pesan e jelas sih mas, muak dengan politik dinasti." komentar warganet lain.