Suara.com - Politisi PDIP Gembong Warsono dikabarkan meninggal dunia hari ini, Sabtu (14/10/2023). Kabar ini mengejutkan banyak orang, termasuk mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Turut berduka atas wafatnya Bapak Gembong Warsono, S.IP, MM, Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta," kata Anies.
Menurut informasi yang diterima Suara.com, Gembong meninggal dunia pada pukul 01.30 WIB di RSUP Pertamina. Dikabarkan, Gembong meninggal setelah mengalami serangan jantung.
Mengutip WebMD, serangan jantung sering disebut sebagai pembunuh senyap alias silent killer. Sebab risiko penyakit jantung kerap kali tersamarkan, bahkan tidak dirasakan oleh penderitanya.
Baca Juga: Setahun Jabat Pj Gubernur DKI, Begini Evaluasi dari PDIP untuk Heru Budi
Meski begitu ada beberapa faktor risiko yang membuat seseorang lebih berisiko mengalami serangan jantung, di antaranya:
- Diet Tinggi Lemak dan Kolesterol
- Aktivitas Fisik yang Rendah
- Merokok dan Minum Alkohol
Di sisi lain, ada juga penyakit tidak menular yang bisa menyebabkan serangan jantung jika tidak ditangani dengan serius.
Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi bisa menjadi penyebab serangan jantung tanpa gejala.
Kolesterol
Baca Juga: 4 Tanda Penyakit Jantung di Usia Muda yang Perlu Diwaspadai
Kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada arteri jantung.
Diabetes
Diabetes adalah faktor risiko serangan jantung yang sering terabaikan. Penyakit ini tidak hanya berisiko merusak jantung tapi juga organ dalam lainnya seperti ginjal.
Obesitas
Obesitas telah terbukti berperan dalam meningkatkan risiko serangan jantung. Berat badan yang berlebih bisa membuat jantung bekerja ekstra keras.
Cara Deteksi Masalah Fungsi Jantung
Meraba nadi sendiri jadi satu gerakan self-assessment yang dipopulerkan oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, Sp.JP(K). Fungsinya untuk mendeteksi kelainan irama jantung.
“Menari merupakan salah satu cara mudah untuk mengenali atrial fibrilasi serta gangguan irama jantung lainnya yang diharapkan dapat mencegah komplikasi lebih lanjut seperti stroke dan gagal jantung," kata prof. Yoga dalam konferensi pers Peringatan Hari Jantung Sedunia 2023 di Jakarta, Selasa (26/9/2023).
Nadi yang diraba bisa pada pergelangan tangan yang sejajar dengan jempol, maupun di sekitar leher. Cukup hitung berapa jumlah denyut nadi selama 30 detik kemudian dikalikan dua. Apabila hasilnya sekitar 70-100 kali per menit, maka bisa dinyatakan normal.
"Kita juga harus mengenali gejala-gejala penyakit jantung lainnya seperti cepat lelah, irama jantung tak beraturan, sesak nafas, berdebar, kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari, rasa nyeri di dada terasa seperti tertekan dan diikat, serta pusing juga rasa mengambang seperti berputar hingga pingsan. Jika kita mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan, jangan ragu untuk konsultasikan ke dokter agar bisa ditangani sesuai kebutuhan," imbuh prof. Yoga.