Suara.com - Abu Bakar Ba'asyir turut serta pada aksi bela Palestina yang digelar Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) di Bundaran Gladak Solo pada Jumat, (13/10/2023) kemarin. Dalam orasinya, Abu Bakar Ba'asyir meminta pemerintah untuk tegas bersikap di tengah konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina.
Ia bahkan berharap para pemuda yang ada di lokasi mau dikirim ke Palestina. Lantas siapa sebenarnya Abu Bakar Ba'asyir yang menantang pemuda berangkat ke Palestina? Simak penjelasan berikut ini.
Profil Abu Bakar Ba'asyir
Abu Bakar Ba'asyir bin Abu Bakar Abud di Jombang, Jawa Timur pada 17 Agustus 1938 sehingga kini berusia 85 tahun. Dia merupakan tokoh muwahidin di Indonesia beraliran Jihadisme salafi yang dianggap memiliki keterkaitan dengan beberapa peristiwa dan aksi terorisme di Indonesia.
Ba'asyir adalah pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) serta salah satu pendiri Pondok Pesantren Islam Al Mu'min, Solo Jawa Tengah.
Berbagai badan intelijen menuduh Ba'asyir sebagai kepala spiritual Jemaah Islamiyah (JI), sebuah grup separatis militan Islam yang punya kaitan dengan al-Qaeda. Ba'asyir pun telah membantah menjalin hubungan dengan JI atau terorisme.
Riwayat Hidup Abu Bakar Ba'asyir
Ba'asyir pernah menjalani pendidikan sebagai santri Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo, Jawa Timur pada tahun 1959. Dia adalah alumni Fakultas Dakwah Universitas Al-Irsyad, Solo, Jawa Tengah pada tahun 1963. Perjalanan karier Ba'asyir dimulai dengan jadi aktivis Himpunan Mahasiswa Islam Solo.
Selanjutnya Ba'asyir menjabat sebagai Sekretaris Pemuda Al-Irsyad Solo lalu terpilih jadi Ketua Gerakan Pemuda Islam Indonesia tahun 1961 dan Ketua Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam. Selain itu Ba'asyir memimpin Pondok Pesantren Al Mu'min tahun 1972 dan Ketua Organisasi Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) pada tahun 2002.
Baca Juga: Marc Klok Berdoa untuk Gaza, Serukan Kemerdekaan Palestina
Kontroversi Abu Bakar Ba'asyir