Armand menunjukkan bagian loteng ala kadarnya yang disusun dari kayu-kayu untuk tempat tidur Rauf. Ia juga menunjukkan tangga yang dipakai Rauf naik ke atas kandang sapi.
"Dia biasa tidur di sini sehari-hari, ini tangganya. Saya tidak tahu malam itu bakal pulang ke rumah ibunya. Kalau seandainya tidak pulang mungkin tidak terbunuh," imbuhnya.
Armand menjelaskan kalau tidak di atas kandang sapi, Rauf biasanya istirahat di rumah seberang. Tapi bocah 13 tahun itu selalu inginnya tidur di atas kandang sapi tersebut.
"Satu hari sebelum terbunuh dia selalu setiap hari bersihin kandang," tulis Armand.
Tapi ntah kenapa, pada hari Selasa (3/10/2023), Rauf mendadak memutuskan untuk pulang ke rumah ibunya.
Takut diusir dan juga dimarahi, Rauf pun akhirnya memutuskan masuk ke rumah melalui atap. Namun siapa sangka aksi Rauf itu ketahuan oleh kakeknya.
Berawal dari situ, Rauf menerima penganiyaan dari kakek, Ibu, dan pamannya hingga pada akhirnya ia ditemukan tewas di irigasi. Rauf banyak menerima luka di bagian kepala karena benturan benda tumpul.
Dari hasil penyelidikan polisi, Nurhani tega menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri karena dianggap sering mengganggu sang anak. Selain itu, Nurhani mengaku jika Rauf terus merengek minta dibelikan handphone.
Kini ketiga tersangka tengah menjalani hukuman di Satreskrim Polres Indramayu. Kapolres Indramayu, AKBP M Fahri Siregar mengungkapkan, bahwa ketiga tersangka disangkakan dengan Pasal 80 ayat (3) dan ayat (4) UU RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak dan atau Pasal 44 ayat (3) UU RI Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Tangga (PKDRT).
Baca Juga: Viral Teriak 'Mati Lu sama Gue', Kasus Siswa SMA di Tangerang Aniaya Teman di Kelas Berakhir Damai
Nah itulah tadi ulasan tentang sosok Rauf bocah 13 tahun sehari sebelum dibunuh ibunya. Semoga kasus ini tidak terulang dan menjadi pelajaran bagi kita semua.