Kompilasi Keresahan Warga yang Tinggal di Jogja Istimewa

Rabu, 11 Oktober 2023 | 17:46 WIB
Kompilasi Keresahan Warga yang Tinggal di Jogja Istimewa
Pagar Tugu Yogyakarta mulai diganti karena tidak estetis, Jumat (29/09/2023). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar nama "Jogja"? Pasti tak jauh-jauh dari kota yang istimewa bahkan kerap diromantisasi dengan kata yang ndakik-ndakik. Mungkin hal itu menjadi benar jika kamu hanya singgah sebagai wisatawan.

Namun, hal itu berbeda jika kamu mencoba untuk merantau di kota ini. Mungkin kamu akan menyadari kalau kota yang dijuluki istimewa ini tak seindah irama lagu milik Aditya Sofian yang bertajuk "Sesuatu di Jogja".

Kalau masih belum percaya Jogja juga memiliki bagian yang tak istimewa. Artikel ini berusaha untuk mengulas beberapa keresahan-keresahan yang belum kunjung selesai di Jogja.

1. Jalanan Macet

Baca Juga: Angkat Tema Titen, Biennale Jogja 2023 Tonjolkan Keberpihakan Warga Lokal dan Perempuan

Jalanan sebelah mana yang tidak macet saat ini? Apalagi kalau jam sudah menunjuk pukul 16:00 - 17:00. Keresahan ini mungkin akan lebih relate dengan para pekerja kantoran di Kota Istimewa ini.

Jalanan yang terkenal macet tentu akan sangat familiar, mulai dari jalan Gejayan menuju lampu merah Ring Road Utara. Jalan Selokan Mataram yang meski sudah diberi lampu bangjo tetap saja menuai kekesalan karena macet seperti tak teratasi. Hingga Jalan Godean yang jangan ditanya lagi kabar kemacetannya kalau bertemu orang yang tinggal di daerah sana.

Selain jalan yang macet, kekesalan menjadi pengendara motor di Jogja adalah pengendara lain yang tak mau ngalah. Mungkin oknum-oknum ini bukan orang asli Jogja. Kan Jogja tempatnya orang-orang slow living. Masa hidupnya aja slow tapi, naik motornya grusak-grusuk.

2. Sampah

Selain jalanan yang macet, masalah yang kini sedang populer dibicarakan adalah Jogja Darurat Sampah. Hal ini berawal dari kabar kalau TPS Piyungan mendadak ditutup.

Baca Juga: Jadi Perdebatan di Media Sosial, Segini UMR Jogja 2023

Maka dari itu, jangan kaget nantinya jika kalimat romantisasi "Jogja terbuat dari rindu, pulang, dan Angkringan" belakangnya sudah ditambah kata 'Tumpukan Sampah'. Lantaran kini sedang populer fenomena angkringan yang bersanding dengan gunungan sampah.

Momen itu bisa kamu lihat di daerah sekitar Kota Baru. Masih mau rindu, pulang, dan makan di Angkringan dengan aroma sampah?

3. Klitih

Jogja yang terkenal dengan Kota Pelajar ini malah kerap kali kewalahan menangani kasus kriminalitas. Nggak usah jauh-jauh soal narkoba dan sebagainya. Kalau mendengar kata Klitih saja sudah pasti langsung ingat Jogja.

Kasus Klitih ini sudah lagu lama yang nggak rampung-rampung hingga kini. Tentu saja ini hal yang mengerikan sekaligus bikin cemas kalau pergi-pergi ke luar. Lha wong, mereka langsung babibu tanpa fafifu.

4. Harga Properti yang Tak Bisa Dijangkau UMR Jogja

Upah minimum di Jogja hingga kini masih menjadi topik paling hangat dibicarakan. Lantaran upah minimumnya tak seimbang dengan harga properti yang tak masuk akal.

Hal itu pun menjadi keresahan seorang rekan kerja di kantor. Ia mengaku dengan gajinya baru bisa membeli rumah di Jogja dengan lokasi yang sangat jauh dari tempat ia bekerja.

Hmm, jadi setelah melihat secara singkat keresahan di atas. Bagian mana Jogja istimewa?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI