Suara.com - Ketika berbicara tentang negara Vietnam, Ho Chi Minh City atau Hanoi mungkin yang paling terlintas di pikiran. Padahal, ada satu kota besar yang tak kalah menarik untuk dikunjungi bernama Da Nang.
Da Nang dikenal sebagai ibu kota wisata Vietnam Tengah-Selatan, dengan lokasi pantai barat yang memiliki pemandangan matahari terbenam yang indah dengan pegunungan subur yang mengesankan.
Tak heran jika kota ini dikenal sebagai kota resor tepi pantai, terlebih banyak hotel bintang 4-5 bertebaran di kota ini. Da Nang pun cocok sebagai tempat acara MICE dengan 700 ruang meeting yang bisa menampung hingga 50 ribu orang.
Selain itu, ada banyak lapangan golf kelas dunia di Da Nang. Kota ini pun dipercaya menggelar turnamen the Asian Development Golf Tour selama tiga tahun berturut-turut, serta turnamen bergengsi BRG Open Golf Championship Da Nang.
Baca Juga: Legok Jamboe, Hidden Gems di Jonggol buat Habiskan Akhir Pekan dengan Keluarga
Untuk destinasi wisatanya, di Da Nang ada pantai My Khe yang cantik, cagar alam Son Tra Peninsula yang asri, hingga Sun World Ba Na Hills yang memukau.
Sayangnya, potensi pariwisata Da Nang masih belum dikenal luas wisatawan, khususnya turis dari Indonesia. Untuk memperkenalkan hal tersebut, Departemen Pariwisata Da Nang menggelar acara promosi dan roadshow di Hotel The Westin Jakarta pada Jumat (6/10/2023).
Menghadirkan 10 pelaku bisnis pariwisata dari kota Da Nang, mulai dari hotel, tempat wisata hingga bandara, mereka gencar berpromosi untuk mengenalkan keindahan Da Nang kepada 80 agen travel yang tergabung dalam ASTINDO (Asosiasi Travel Agent Indonesia).
Ta Van Thong, Duta Besar Vietnam untuk Indonesia mengatakan, ada 3 alasan kenapa turis Indonesia harus mengunjungi Vietnam, terutama Da Nang.
"Di Da Nang, ada banyak sekali spot yang cantik. Alasan yang kedua, karena makanannya sangat lezat. Da Nang terkenal akan kulinernya, banyak makanan enak di sini. Yang ketiga, orang-orang Vietnam sangat ramah," ujar Van Thong dalam keterangannya,
Menurut dia, pariwisata di Da Nang mengalami perkembangan yang pesat pada bulan-bulan awal tahun 2023, dengan hampir 6 juta pengunjung. Ini meningkat 2,1 kali lipat dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022.
Da Nang pun melihat wisatawan Indonesia sebagai pasar yang besar, di mana memiliki populasi Muslim terbesar keempat secara global dan terpadat di Asia Tenggara.
"Menyadari wisatawan Muslim sebagai sumber besar pengunjung potensial di masa depan, terutama dari pasar Indonesia, Da Nang berfokus pada menarik dan berinvestasi dalam infrastruktur akomodasi, mempromosikan rute penerbangan langsung, membangun sistem restoran yang menyajikan masakan Halal, dan mendirikan tempat ibadah," tambahnya.
Bahkan, Bandara Internasional Da Nang juga akan meningkatkan fasilitas bagi wisatawan Muslim selama penjelajahan mereka di Da Nang.
Selama program pengenalan pariwisata di Jakarta, Indonesia, Asosiasi Pariwisata Da Nang dan ASTINDO telah memulai kerja sama dan menandatangani perjanjian untuk pertukaran sumber daya wisata, mempromosikan rute penerbangan Indonesia-Da Nang.
Selain itu, perusahaan perjalanan di Da Nang juga berkesempatan untuk berinteraksi dan berkolaborasi langsung dengan pelaku bisnis perjalanan Indonesia, sehingga membuka banyak peluang kemitraan dalam waktu dekat.
Sementara itu, Ketua Umum ASTINDO Pauline Soeharno mengaku cukup kagum dengan perkembangan pariwisata Da Nang. Turis Indonesia sendiri sudah cukup banyak yang liburan ke Da Nang, namun kendala ada di masalah transportasi.
"Selama ini, turis-turis Indonesia sudah banyak sebenernya ke Da Nang. Cuma kendalanya ada di tiket pesawat. Mereka belum ada penerbangan langsung dari Da Nang ke Indonesia. Kalau belum ada penerbangan langsung ya rebutan dengan yang lainnya. Mereka ke sini karena memang ingin meningkatkan kunjungan masyarakat Indonesia ke Da Nang," tambah Pauline.