"Pak, saya sudah baca Suara Karya. Menurut saya, ada berita yang tidak masuk di situ," kata Karni Ilyas muda. Setelah ditanya balik sampai dua kali oleh Rahmat Tolleng, Karni Ilyas pun menjawab bahwa tidak ada berita hukum di Suara Karya.
Ucapan berani itu lah yang akhirnya membuat Karni Ilyas berhasil diterima jadi reporter di Suara Karya.
Makin Terkenal Sebagai Jurnalis

Menjadi wartawan telah jadi cita-cita Karni Ilyas sejak remaja. Dia pernah ditanya oleh sepupunya alasan dirinya ingin jadi wartawan. Karni Ilyas pun menjawab singkat karena dirinya ingin terkenal. Cita-cita itu nyatanya benar-benar terjadi.
Karni Ilyas perlahan membangun karirnya sebagai wartawan dari media cetak. Setelah keluar dari Suara Karya dia pindah ke majalah Tempo dengan jabatan terakhirnya di sana sebagai redaktur pelaksana rubrik Hukum.
Kemudian mulai berkarir di media televisi pada tahun 1996 dengan bergabung di SCTV. Setelah itu, Karni Ilyas menjadi presenter dalam program Liputan 6. Tak lama kemudian, Karni memimpin program berita di stasiun televisi lain, yaitu ANTV.
Hingga akhirnya, Karni Ilyas membawakan program bertajuk 'Jakarta Lawyers Club' yang kemudian diubah menjadi 'Indonesia Lawyers Club' atau ILC yang membuat namanya makin melambung dikenal masyarakat Indonesia.