Suara.com - Kedekatan antara Sarwendah dan putra angkatnya, Betrand Peto kerap kali mendapat banyak cibiran oleh warganet. Pasalnya, kedekatan keduanya dinilai terlalu dekat untuk hubungan ibu dan anak.
Baru-baru ini sempat beredar foto Sarwendah dan Betrand Peto yang tampak tiduran bersama dengan penuh keringat. Foto yang diunggah akun @Counterxpoint pada Rabu (4/10/2023) memperlihatkan Betrand Peto bertelanjang dada dengan Sarwendah memakai baju merah.
Menurut warganet, foto tersebut terlalu berlebihan untuk orang tua dan anak. Padahal, setelah ditelusuri foto tersebut merupakan tangkapan layar keduanya yang baru usai berolahraga. Diketahui, itu merupakan video lama di mana keduanya melakukan olahraga bersama.
Namun, menurut warganet justru terlihat negatif. Hal ini karena foto tersebut membuat warganet justru menilai kedekatan keduanya menjadi lain.
Baca Juga: Viral Foto Betrand Peto dan Sarwendah Berkeringat Sambil Tiduran, Ketahui Faktanya!
"Dari awal udah kepikiran kalo mereka ini agak berlebihan gimana gitu, anak sama orang tua," kata @hello***.
Lantas sebenarnya bagaimana terkait hubungan orang tua dan anak? Apakah ada batasan-batasan tertentu?
Menanggapi hal tersebut, Psikolog Klinis Anak & Remaja di Ohana Space, Kantiana Taslim, M.Psi., Psikolog menjelaskan, terkait kedekatan antara orang tua dengan anak kandung maupun angkat ini sebenarnya tergantung dengan kenyamanan keduanya.
Pasalnya, beberapa anak memang ada yang masih menyukai melakukan kontak fisik seperti berpegangan tangan hingga merangkul orang tua saat sudah remaja maupun dewasa. Namun, ada juga beberapa anak yang memang gengsi atau malu melakukan hal tersebut.
Oleh sebab itu, hubungan di antara keduanya, terkhusus kontak fisik akan bergantung pada kenyamanan orang tua dan anak tersebut.
Baca Juga: 4 Tips Menghadapi Pertengkaran dengan Pasangan, Hubungan Jadi Anti-Toxic!
“Kalau mengajinya kedekatan secara fisik kadang-kadang tergantung kenyamanan dari anak ini sendiri. Ladang ada anak-anak yang saat remaja mereka udah gengsi nggak mau digandeng atau dipeluk orang tua. Tapi ada juga beberapa yang ketika beranjak dewasa jalan bareng sama ibunya masih dirangkul atau masih digandeng yang sebenarnya buat fine-fine aja,” ucap Kantiana saat dihubungi Suara.com, Jumat (6/10/2023).
Meski demikian, Kantiana menjelaskan, penting ada batasan di antara orang tua dengan anak yang harus dipahami. Batasan ini perlu diterapkan saat anak mulai beranjak remaja.
“Untuk batasan itu sendiri tentunya batasan nggak cuma berlaku kepada anak angkat. Batasan itu harus diterapkan baik ke anak angkat maupun anak kandung. Batasan ini misalnya fisik, (saat) udah remaja apa saja yang boleh dan apa aja yang nggak,” jelas Kantiana.
Orang tua juga harus menjelaskan masalah privasi bagi anak. Hal ini karena cara orang tua memperlakukan anak ketika mereka masih kecil dan remaja pasti akan berbeda.
“Dan kita juga harus ajarkan mereka tentang masalah privasi dan lain sebagainya. Terus juga kedekatan secara emosional fisik akan berbeda ketika mereka masih anak-anak maupun sudah beranjak dewasa atau remaja. Maka metode cara yang diterapkan juga berbeda,” sambungnya.
Batasan ini juga tidak hanya dijelaskan terkait hubungan anak dengan orang tua tetapi kepada orang lain. Orang tua jelaskan pentingnya batasan-batasan dalam pergaulan demi kebaikan anak itu sendiri.
Meski demikian, orang tua juga harus paham kalau hubungan ikatan antara dirinya dan anak penting. Semakin kuat ikatan dengan anak, ini akan berdampak baik bagi hubungan keduanya. Hanya, orang tua harus bisa menyesuaikan dengan batasan seiring perkembangan usia anak.
“Antara orang tua dan anak angkat memang semestinya emosional bonding memang terjalin. Semakin dekat emosional bandingnya semakin kuat maka lebih bagus gitu berjalan beriringan. Tapi memang emotional bonding ini juga perlu diperhatikan dalam arti orang tua balik lagi parenting maka harus bisa menyeimbangkan memberikan perlakuan yang sesuai,” jelas Kantiana.