Suara.com - Pegiat media sosial Jhon Sitorus mengkritik habis-habisan mantan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Febri Diansyah. Ini setelah Febri memutuskan untuk menjadi pengacara Menteri Pertanian atau Mentan Syahrul Yasin Limpo yang terjerat kasus korupsi.
Melalui akun X atau Twitternya @Miduk17, Jhon Sitorus awalnya mengungkap hal positif Febri Diansyah di masa lalu. Pasalnya, Febri sempat dikenal karena integritasnya saat menjabat sebagai juru bicara KPK.
"Dulu (Febri Diansyah) jadi idola publik saat jadi Jubir KPK, terutama saat melawan serangan Fahri Hamzah cs," tulis Jhon Sitorus dalam postingannya seperti dikutip Suara.com, Rabu (4/10/2023).
Namun, segala integritas Febri Diansyah dinilai sirna oleh Jhon Sitorus. Hal ini tak lepas dari keputusan Febri untuk membela pelaku pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, yakni Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Baca Juga: Profil dan Biodata Fatmawati Rusdi, Pengganti SYL yang Kesandung Korupsi, Maju Caleg DPR RI 2024
Tak sampai di situ, Jhon Sitorus mengaku semakin kecewa dengan Febri Diansyah karena memutuskan membela koruptor Mentan SYL.
"Habis dari KPK malah jadi pengacara pembunuh berdarah dingin Ferdy Sambo, malah keterusan jadi pengacara tersangka korupsi Syahrul Yasin Limpo," kritik Jhon Sitorus.
Padahal, lanjut Jhon Sitorus, sosok Febri Diansyah dulu diagung-agungkan karena selalu galak melawan koruptor. Tetapi sekarang, Febri malah berurusan dengan KPK karena membela seorang koruptor.
"Lucunya, dulu jadi punggawa KPK melawan koruptor, sekarang malah dipanggil oleh KPK karena membela koruptor," lanjut Jhon Sitorus.
Jhon Sitorus pun menilai situasi Febri Diansyah sekarang sudah penuh ironi. Menurutnya, eks pegawai KPK itu sudah kehilangan integritas.
Baca Juga: Polda Metro Jaya Harus Klarifikasi Surat Pemeriksaan Kasus Pimpinan KPK Diduga Lakukan Pemerasan
"Sungguh teramat luar biasa fenomena ini, dulu bicara integritas sekarang jadi miskin kredibilitas," pungkas Jhon Sitorus.
Kritikan Jhon Sitorus itu langsung menuai perhatian luas warganet dengan dibaca 162 ribu kali dan mendapatkan ribuan tanda suka. Warganet juga membanjiri kolom komentar dengan beragam pendapat.
"Patut dicurigai mantan-mantan KPK tidak lulus TWK ini modus operandinya seperti Rafael Alun: menguasai pajak, lalu berbisnis mengarahkan klien langkah-langkah mengurangi dan mengakali pajak. Yang ini menguasai seluk beluk korupsi, lalu 'berbisnis' mengarahkan klien langkah-langkah korupsi yang 'aman'," komentar warganet.
"Kabinet Presiden Jokowi menjadi kabinet yang paling banyak menterinya terkena kasus korupsi, dibandingkan dengan presiden sebelumnya," tulis warganet.
"Godaan jadi kaya raya dan punya akses politik yang luas menjadikan orang-orang berintegritas pun jadi terjerembab," tambah yang lain.
"Profesi itu bisa bermutasi sesuai kemana uang mengalir," sindir warganet.
"Tidak ada yang idealis di dunia ini. Semua mengikuti hawa nafsu," timpal lainnya.