Biodata dan Profil Djaja Surya Atmadja, Ahli Forensik Bantah Mirna Tewas Karena Kopi Sianida

Ruth Meliana Suara.Com
Kamis, 05 Oktober 2023 | 13:18 WIB
Biodata dan Profil Djaja Surya Atmadja, Ahli Forensik Bantah Mirna Tewas Karena Kopi Sianida
Ahli forensik Dokter Djaja Surya Atmadja. (Netflix Indonesia/Ice Cold)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kejanggalan kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin oleh Jessica Wongso dengan kopi sianida terus bermunculan. Apalagi setelah dirilisnya film dokumenter oleh Netlfix Indonesia yang berjudul "Ice Cold : Murder, Coffee, and Jessica Wongso".

Dalam film itu, seorang dokter ahli forensik sempat membantah jika kopi sianida yang menyebabkan Mirna tewas. Dokter ahli forensik itu adalah dr. Djaja Surya Atmadja yang bekerja di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

dr. Djaja Surya Atmadja menjadi sosok yang turut menangani jenazah Mirna saat dibawa ke RSCM pada 2016 silam. Kala itu, ia turut melakukan penyelidikan mengenai penyebab kematian Mirna.

dr. Djaja bersaksi bahwa dirinya tidak melihat adanya tanda-tanda kontaminasi sianida yang berpengaruh terhadap reaksi tubuh Mirna sesaat setelah meninggal dunia.

Baca Juga: Suami Ogah Mirna Dibawa dengan Ambulans, Jawab Begini Saat Diingatkan: Kalau Kenapa-kenapa ya Nasib

Tak hanya itu, ia secara gamblang mengungkap keyakinan bahwa penyebab Mirna bisa meninggal dunia bukan karena sianida, seperti yang dituduhkan sebelumnya.

Kesaksian dr. Djaja itu langsung membuat berbagai spekulasi liar bermunculan. Lalu, siapa sosok dr. Djaja sebenarnya? 

Profil dr. Djaja Surya Atmadja

Pria kelahiran Jakarta, 19 Mei 1960 ini merupakan salah satu dokter ahli forensik sekaligus dokter forensik DNA pertama di Indonesia. Kariernya sebagai ahli forensik pun sudah dijajakinya sejak lama.

Saat ini, Djaja diketahui masih aktif bekerja sebagai dosen di Universitas Indonesia prodi Spesialis Ilmu Kedokteran Forensdik dan Studi Medikolegal.

Baca Juga: Pengkuan Pengacara Jessica Wongso Dimaki 'Anjing' Sama Polisi: Aparat Hutan..

Djaja merupakan alumni fakultas kedokteran Universitas Indonesia yang akhirnya mendalami soal studi forensik. Bukan hanya bergelar sarjana kedokteran, Djaja juga menyelesaikan studi sarjananya di jurusan Ilmu Hukum Universitas Indonesia.

Pendidikan studi forensik kembali dilanjutkan Djaja usai lulus dari National School of Public Health, Utrect, Belanda dan studi Forensic Pathologist di Universitas Indonesia. Ia juga berhasil meraih gelar doktor dari Kobe University.

Selain berprofesi sebagai seorang dokter, Djaja juga bekerja di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sebagai ahli forensik. Ia juga sering dilibatkan dalam penyelidikan kasus kriminal yang membutuhkan penelitian secara forensik, termasuk kasus kopi sianida yang menewaskan Mirna Salihin.

Sosoknya juga pernah menangani kasus kematian David Hartanto Widjaja, mahasiswa Nanyang Technological University (NTU) Singapura yang diduga bunuh diri dengan lompat dari lantai 4 kampusnya pada tahun 2019 lalu.

Biodata dr. Djaja Surya Atmadja

Nama lengkap: dr. Djaja Surya Atmadja, Sp.FM(K), DFM, SH, PhD

Tempat, tanggal lahir: Jakarta 19 Mei 1960

Pekerjaan : Dokter ahli forensik dan dosen tetap Universitas Indonesia

Linkedin : linkedin.com/in/djaja-surya-atmadja-1446969

Pernyataan dr. Djaja soal kematian Mirna

Pengakuan mengejutkan terungkap dari kesaksian dr. Djaja dalam persidangan kasus kopi sianida di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) pada Rabu (7/9/2016) silam.

Saat dimintai keterangan, dr. Djaja secara gamblang mengungkap teori kadar sianida yang dapat menyebabkan seseorang meninggal dunia. Setidaknya dibutuhkan 150 mg hingga 250 mg zat sianida untuk membunuh seseorang.

"Dalam literatur yang dipublikasikan, sianida yang bisa bikin mati dalam bentuk natrium atau kalium jika dalam kadar 150-250 mg. Cairan lambung itu rata-rata ada 100 cc. Kalau sianida itu memang ada (di tubuh Mirna), baunya pasti tercium," ungkap Djaja dalam persidangan.

Tak hanya itu, Djaja juga menyebut bahwa kadar 0,2 mg sianida yang ditemukan di sampel lambung Mirna tidak bisa menyebabkan kematian.

"Jadi saya bilang, kematian Mirna bukan karena sianida, Pak. Kalau di orang normaal saja, kita coba periksa darahnya, lambung kita pasti ada senyawa sianidanya. Ada sianida sedikit? Ya tidak apa-apa," papar Djaja.

"Kalau sianida masuk begitu banyak, maka sianida bisa meracuni tubuh. Kalau memang tidak ada di lambung, ya artinya tidak ada sianida di lambung," lanjutnya yang disambut tepuk tangan para hadirin sidang.

Hingga kini, kasus kematian Mirna akibat kopi sianida masih diwarnai banyak kejanggalan. Pengacara Jessica Wongso, Otto Hasibuan, bahkan mendesak agar kasus ini dibuka kembali.

Kontributor : Dea Nabila

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI