Suara.com - Jessica Wongso banyak disebut sebagai seorang perempuan pembunuh berdarah dingin. Kalimat ini juga ditegaskan oleh Edy Darmawan Salihin, ayah Mirna, di film Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso yang berulang kali memojokkan sahabat putrinya tersebut.
Namun, seorang jurnalis membuka sisi lain Jessica Kumala Wongso yang selama ini dinilai dingin.
Seperti diketahui, selama persidangan di tahun 2016 lalu, media bahkan psikolog yang dihadirkan di persidangan kerap menggambarkan Jessica sebagai sosok wanita dingin dan punya kepribadian yang berbeda.
Hingga kemudian Fristian Griec seorang jurnalis yang berkesempatan hadir di persidangan dan bercengkrama langsung dengan Jessica mengungkap sisi berbeda dari perempuan yang divonis 20 tahun penjara itu.
Baca Juga: Ayah Mirna Salihin Bangga Berhasil Jebloskan Jessica Wongso ke Penjara Tanpa Barang Bukti: I Win!
Frisitian kala itu menarik perhatian Jessica hingga memberikan secarik kertas bertuliskan pesan singkat. Surat itu dititipkan Jessica kepada pengacaranya, Otto Hasibuan, untuk disampaikan ke Fristian Griec.
"I like your wardrobe," demikian pesan yang disampaikan Jessica ke Fristian. Jessica menyukai gaya berpakaian jurnalis tersebut.
Hal ini membuat Fristian memanfaatkan peluang itu untuk bertemu Jessica Wongso secara langsung.
Segera setelah sidang, Fristian mewawancarai Jessica yang saat itu bersama ibunya, Imelda Wongso.
Momen itu diceritakan kembali oleh Fristian di film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso.
"Saya menulis kembali, kita sumuran, kita sama-sama Libra, kita berbeda tiga hari dan bershio naga. Dan saya kembalikan kertas itu ke Jessica," kata Fristian.
Menurut jurnalis berambut cepak ini, perilaku Jessica yang ia hadapi saat itu sangat berbeda dengan yang dikatakan oleh psikolog yang mengatakannya sebagai orang
terstruktur dalam merencanakan sesuatu.
Jessica yang dihadapi Fristian saat itu merupakan sosok yang manja dengan ibunya.
"Saya melihat orang yang sangat manja, terkadang makan harus disuapi oleh ibunya. Di saat psikolog menggambarkan dia orang yang terstruktur, bisa menyusun rencana sedemikian rapi, itu sebuah hal yang sangat kontradiktif," bongkar Fristian.