Momen Jokowi Pakai Batik Hijau Wage Seragaman Bareng Menteri di INACRAFT 2023 jadi Sorotan, Ternyata Ini Maknanya

Rabu, 04 Oktober 2023 | 17:55 WIB
Momen Jokowi Pakai Batik Hijau Wage Seragaman Bareng Menteri di INACRAFT 2023 jadi Sorotan, Ternyata Ini Maknanya
Presiden Joko Widodo di INACRAFT 2023. (Suara.com/Dini Afrianti)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Momen saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama jajaran menteri mengenakan batik Pekalongan serba hijau wage, menarik perhatian tersendiri pada pembukaan International Handicraft Trade Fair atau INACRAFT 2023, di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (4/10/2023).

Saat membuka ajang pameran produk kerajinan terbesar di Asia Tenggara, Presiden Jokowi tampak hadir didampingi Ibu Negara, Iriana Jokowi. Lalu ada juga beberapa jajaran menteri seperti Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan perwakilan kepala daerah Wakil Walikota Pekalongan Salahudin.

Jajaran Presiden Jokowi dan kawan-kawan (dkk.) ini tampak kompak mengenakan kemeja batik Pekalongan hijau wage dengan motif yang beragam. Lelaki yang sudah memiliki 4 orang cucu itu tidak hanya menggunakan busana seragam dengan jajaran menterinya, tapi juga dengan semua panitia penyelenggara INACRAFT 2023.

Presiden Joko Widodo di INACRAFT 2023. (Suara.com/Dini Afrianti)
Presiden Joko Widodo di INACRAFT 2023. (Suara.com/Dini Afrianti)

Uniknya meski terlihat senada, namun jika diperhatikan secara detail motif batik yang dipakai Jokowi dkk. tidak ada satupun yang mirip loh. Ini karena kain yang digunakan merupakan batik tulis, di mana semua corak hingga aksennya dibuat dengan tangan satu per satu.

Baca Juga: Jokowi Bantah Mentan SYL Hilang di Eropa: Beliau Memang Belum Pulang ke Indonesia

Adapun sebelum menghadiri acara ini, para tamu undangan termasuk di antaranya Presiden Jokowi, masing-masing akan lebih dulu menerima kain batik Pekalongan dengan panjang 2,5 meter dan lebar 110 centimeter. Fantastisnya, menurut Wakil Walikota Pekalongan Salahudin untuk membuat satu kain bisa memakan waktu satu bulan lamanya karena dikerjakan dengan teliti dan telaten.

"Nah, setelah menerima dalam bentuk kain, bisanya mereka akan dibebaskan bakal dibuat seperti apa kain yang diberikan. Apalagi tiap orang kan punya ukuran masing-masing, jadi biasanya mereka akan menjahit," ungkap Salahudin di JCC.

Tidak hanya itu, masing-masing motif yang digunakan punya makna dan arti tersendiri loh. Dijelaskan Pengelola Museum Batik Pekalongan, Fajar Dewa bahwa batik tersebut merupakan campuran dan menunjukan perkembangan dan kejayaan dari sebuah kota. 

"Ini motif baru komtemporer, tapi campuran dari kreasi motif baru dari motif lawasan. Lawasannya ada jelamperang motif dari India, kalau di Pekalongan ada pengaruh dari berbagai bangsa India, Arab, Jawa dan sebagainya. Jadi intinya melambangkan kejayaan sebuah kota," papar Fajar.

Bukan hanya motif, dari sisi warna hijau sage kerap dikaitkan dengan kedamaian, spiritual, gemah ripah loh jinawi. Apalagi saat ini Indonesia sudah mulai memasuki tahun politik, sehingga ada harapan bisa tetap tentram dan damai.

Baca Juga: Isu Reshuffle Menguat Usai SYL 'Hilang' di Luar Negeri, NasDem Menjawab: Lebih Cepat Lebih Baik

Salahudin juga membagikan kabar baik, saat ini sudah mulai terjadi regenerasi industri batik yang mulai dipegang anak muda. Inilah yang akhirnya membuat Pekalongan kerap dapat julukan Kota Batik Indonesia.

"Kita tidak kehilangan next generasi, di tiap kampung kami ada motif-motif tersendiri. Kenapa kami disebut kota Batik, karena kumpulan dari kampung-kampung batik yang tersebar di seluruh wilayah kota. Jadi ada kampung batik di Kauman, di Pesindon Kerapyak, dan beberapa kelurahan," jelas Salahudin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI